Minggu. 06:15
Rumah Dinda.Dinda memasang helm nya kemudian menyalakan mesin motornya, tentu saja Fidel sudah menunggu di depan rumah.
"mami, aku jalan dulu ya. assalamualaikum" ucap Dinda yang sedikit kencang
"iya nak, hati-hati. jangan ngebut" balas bu Nadya
Nadya memang membiarkan anaknya itu bermain motor karna memang pak Agung dan bang Galih juga anak motor cuma beda type motornya aja dan karena pak Agung dan bang Galih masih sibuk jadi mereka sudah jarang main motor. kalau Gilang hanya asik belajar dan nongkrong, Gilang lebih ke type cowo yang suka dengan mobil sport dan dia sering ganti-ganti mobil jika dia sudah bosan.
"ayok del" ajak Dinda lalu melajukan motornya je tempat dimana mereka kumpul dengan team nya.
sesampainya di tempat tikum, Fidel asik tos-an dengan teman yang pria namun beda dengan Dinda. ia hanya tersenyum sambil menangkup tangannya agar tidak bersentuhan. karna itu juga salah satu syarat dari maminya agar Dinda tetap boleh main motor.
"udh semua kan? ayok kita jalan" ucap Fidel, dia yang memimpin jalan bareng dengan Tristan.
selama di perjalanan, Dinda hanya mendengarkan musik dari Bluetooth nya itu sambil menikmati angin pagi dan tanpa disadari, mereka sudah sampai tujuan. Dinda yang selalu ngintilin Fidel itu memakir motornya disamping motor Fidel
"del, tunggu mau benerin jilbab" ucap Dinda memberhentikan jalan Fidel. kemudian Fidel membuka kemejanya dan menutupi kepala Dinda agar auratnya tidak terlihat oleh laki-laki
"udah, thanks ya spidol" Dinda mencubit pipi Fidel
"sakit ngehe, udah ayo gue laper" ajak Fidel kemudian meninggalkan Dinda yang masih dimotor
kini mereka berdua dengan teman2nya sedang sarapan sambil berbincang. Dinda hanya diam, melihat suasana seperti ini saja dia bahagia.
"geulis pisan" ucap salah satu cowok yang sedang memperhatikan Dinda, Fidel yang menyadari itu menyenggol tangan Dinda yang sedang menyuap sesendok bubur
"ciee" goda Fidel dan dibalas dengan tatapan tajamnya Dinda
"iya iya ampun ustadzah" kemudian Fidel lanjut makan
"Tristan kyknya suka sama lo deh spidol" goda Dinda yang sedang minum es teh dan membuat Fidel keselek dengan indomie nya
"pelan-pelan makannya del" ucap Tristan sembari mengelus pundak Fidel
"tuhkan aduh gue balik deh ga bisa liat ginian"
"yodah sono, lu bikin gua hampir mati" kesal Fidel
"hehe becanda spidolku yang cantik ini" lalu Dinda menyengir
saat mereka sedang asik berbincang tiba-tiba hp nya Dinda berdering, ternyata itu mas Gilan
"dimana lo"
"di menteng, kenapa" jawab Dinda kepada layar hp nya itu
"gue nyusul ye, bosen"
"lah lau kaga punya motor kan" ucap Dinda
"pinjem punya bang Galih"
"gembel gitu doang minjem, yodah buru" kemudian Dinda mematikan telponnya sepihak.
"kenapa din?" tanya Fidel
"mas Gilang mau kesini, nolep katanya" jawab Dinda sambil meminum es tehnya
"Gilang alumni SMA Taruna Bhakti? yang sekarang kuliah di UI?" tanya Tristan
"kok tau?" ucap Dinda sambil melongo
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikhwan untuk Dinda. (END)
RomanceDinda Ausarta, gadis cantik yang selalu di perlakukan sebagai ratu oleh kedua abangnya, sedikit tomboy, dan tidak pernah berpacaran ataupun bersentuhan dengan yang bukan muhrimnya. Semenjak ada Najla, semuanya berubah, ia lebih memilih menyibukkan d...