ketulusan Dinda

25.4K 2.6K 114
                                    

HAPPY READING
⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️
jangan lupa vote!

setelah aki dan nini menjelaskan ciri ciri orang penerornya, semuanya terkejud mendengar barang barang yang dikirimkan ke rumah Angga, Fathir menunjukan foto-foto buktinya.

"sepertinya ada seseorang yang mengguna-guna Angga, sehingga Angga melakukan hal itu tanpa kesadarannya, sudah saya keluarkan kemarin" ucap Hamzah

"terimakasih nak" ucap pak Dimas

"sama sama om" ucap Hamzah

"yang pelukan sama lo pakai cadar, yang kirim bangkai tikus juga orang bercadar, lalu Melda itu siapa?" tanya Gilang dengan tegas

semua orang langsung menatap ke Gilang, paham akan apa yang Gilang omongi barusan.

"dia ustadzah di pesantren saya dulu bang" jawab Angga

"terus lo mau sama tante tante kayak gitu?" ketus Gilang

"saya ga suka sama dia, saya ga naruh perasaan sama dia, tapi dia yang terus terusan ngejar saya" jelas Angga

"lalu kenapa mau diajak bertemu sampai akhirnya lo kena guna guna kan sama dia?" tanya Galih

Angga bungkam, ia diam mendadak tak tau apa yang mau dia jawab dari pertanyaan Galih. emosi bu Nadya semakin menaik ketika mendengarkan nama Melda, ia tidak tau siapa Melda tapi Melda sudah membuat putri kesayangannya celaka.

"saya kecewa dengan kamu Erlangga!" ucap bu Nadya dengan nada yang meninggi

Angga turun dari sofa dan berlutut didepan bu Nadya, "maafkan saya mami, beri saya kesempatan satu kali lagi, maafkan saya" lirih Angga

"KAMU SUDAH MENYAKITI PUTRIKU!" histeris bu Nadya

saat bu Nadya ingin menampar Angga, Dinda yang sudah sampai rumah habis dari mini market buat beli susu ibu hamil namun susu itu ia pindahkan ke plastik kecil agar muat di tasnya dan agar tidak ada orang yang menanyakan susu itu. Dinda melihat ada banyak mobil didepan rumahnya, saat ia masuk perlahan, mendengar histeris maminya itu. Dinda melihat Angga yang sedang berlutut di depan mami nya dengan tangan bu Nadya yang ingin menamparnya.

"MAMI STOP!" teriak Dinda

semua orang langsung menoleh, melihat Dinda di depan pintu dengan tongkat yang ia pegang.

"hum" gumam Angga pelan

Dinda berjalan cepat dengan tongkatnya untuk mendekati Angga, ia membuang tongkat itu dan menjatuhkan lulutnya ke lantai. Dinda memeluk Angga dengan sangat erat, melindungi muka Angga agar tidak dapat tamparan atau pukulan lagi dari siapapun.

"cukup hikss" ucap Dinda dan air matanya kembali lolos.

"hiks .. jangan sakitin aa" ucap Dinda sambil menatap ke semua orang

"Dinda!" tegas bu Nadya

"kasian aa udah banyak lebam mih, cukup" ucap Dinda sambil menatap maminya dengan air mata yang terus mengalir

"tapi dia ga kasian sama kamu!" tegas Gilang

"AKU GA PEDULI! MAU SEMUA PERASAANYA HILANG PUN AKU GA PEDULI!" teriak Dinda kepada Gilang

Ikhwan untuk Dinda. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang