03. Demi Satu Nyawa

238 19 19
                                    

"Sebut saja aku bajingan, yang rela mengkhianati pertemanan hanya demi sebuah kepentingan.

Tapi, kamu tidak akan pernah tahu, sesuatu apa yang tengah menggangguku.

Sebab diamku adalah menutupi semua masalahku"

Play now: Best friend - Sweetie

Follow instagram: @tjartika_

---

Bersembunyi di tempat yang tidak terlalu jauh dari kawasan SMA Maheswari, Robin sedari tadi terus mengawasi sekolah swasta tersebut. Hoodie abu-abu membalut tubuhnya yang berselimutkan seragam khas sekolahnya, SMA Persada.

Setelah dua puluh menit lamanya menunggu, akhirnya murid-murid dari sekolah swasta tersebut keluar juga. Dia tersenyum menyeringai saat 'orang' yang ditunggu-tunggu baru keluar dari gerbang. Robin kembali menyalakan motornya, dia langsung melesat untuk mengikuti orang tersebut. Beruntung, orang itu tengah sendirian.

Memasuki jalanan yang tidak terlalu ramai, 'seseorang' merasa kalau ada yang mengikutinya. Dan benar, saat dia melirik ke kaca spion, di belakang sana ada motor yang seakan membuntutinya. Dia menambah kecepatan, orang itu melakukan hal yang sama. Dia melambatkan laju kendaraan, orang itu juga melakukan hal yang sama. Sebenarnya, siapa orang itu?

"Sialan, siapa sih yang ngikutin gue?!"

Orang itu menambah laju kendaraannya untuk menghindari motor sport merah yang mengikutinya tersebut. Tapi dia kalah cepat, dia pun jatuh terguling saat motornya ditendang dari arah samping.

Robin berhasil menghentikan 'dia' dengan cara menendang motornya. Orang itu sepertinya lupa, kalau Robin ahli dalam hal adu kecepatan.

"Brengsek!" Orang itu mengumpat, kakinya tertindih motornya sendiri. Tapi kemudian dia berhasil berdiri. Helm full-face yang menjadi alat pelindung kepalanya, dia buka dan melemparkan benda tersebut dengan kasar. Orang ini, benar-benar cari gara-gara dengannya. "Buka helm lo!"

Dengan senang hati Robin menuruti perintah laki-laki itu. Saat helm sudah terlepas dari kepalanya, Robin melihat raut keterkejutan dari lelaki di hadapannya ini.

"Lo?!"

"Kenapa? Kaget?" Bibir Robin menyunggingkan senyum menyeringai.

Tanpa ba-bi-bu, orang itu pun mencengkeram hoodie yang dikenakan Robin. "Apa maksud lo halangi jalan gue, ha?!"

Robin terkekeh. Dia pun menyingkirkan tangan lelaki ini yang masih mencengkeram hoodie-nya. "Calm down. Gue cuma mau ngomong baik-baik sama lo."

Orang itu meludah, tepat di hadapan Robin. "Gak sudi!"

Sialan, berani sekali dia meludah di hadapannya? "Lo beruntung karena gue gak akan balas lo. Gue bisa aja patahin tangan lo karena udah berani ngeludah di depan gue."

"Apa mau lo?!"

Dari nada bicara lelaki itu sangat kentara sekali kalau dia tidak suka terhadap Robin.

"Gue cuma mau satu hal. Satu hal yang nantinya buat lo dan gue jadi sama-sama untung," jawab Robin.

"Lo denger baik-baik. Gue. Gak. Sudi!" Orang itu berbalik dan kembali menuju motornya. Baru akan menyalakan mesin motor, suara Robin membuatnya diam mematung.

"Hutang lo lunas, atau nyokap lo mati tertindas?"

Perkataan Robin berhasil mencegah orang itu untuk pergi darinya.

"Gue tahu lo banyak hutang, makanya gue mau nawarin sesuatu sama lo," tawar Robin.

Dari mana Robin bisa tahu kalau dia punya hutang? Dan kenapa juga Robin tahu ancaman yang sangat membuatnya tidak bisa apa-apa?

LEONARDO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang