32. Berakhir

96 10 0
                                    

Jangan kamu tunjukkan perhatianmu. Jangan kamu ucapkan kalau kamu mencintaiku. Dan jangan pernah kamu mengucap janji untuk tidak pergi meninggalkanku

Kalau pada akhirnya kata 'pergi' yang kamu pilih, untuk apa waktu itu kamu bersikap seolah aku segalanya untukmu?

Tidakkah kamu ingat, sekeras apa perjuanganmu dulu hanya untuk mendapatkanku?

Tidakkah kamu ingat, semanis apa janjimu dulu saat kamu berucap kalau kamu tidak akan pernah pergi dariku?

Tidakkah kamu ingat semuanya?

Tentang kita

Tentang kita yang berjanji untuk terus bersama. Tentang kita yang pernah menjalin asmara dengan mesra. Tentang kita, yang tidak pernah berpikir akan luka

Aku menginginkan agar terus bersama, namun kamu lebih memilih untuk menyudahi semuanya

Kamu yang memulai cerita, dan kamu juga yang mengakhiri cerita

Akhir kata dariku: semoga kamu bahagia

---


Saat Kepala Sekolah memberikan pengumuman, Zayn tidak bisa fokus menyimak lantaran kebelet ingin buang air kecil. Ia kemudian izin kepada teman-temannya untuk pergi sebentar. Zayn menyusuri hutan sendirian, setelah menemukan tempat yang aman, laki-laki itu buang air kecil di sana dan tak lupa mengucapkan kata, "Permisi."

"Lega, bosku." Setelah selesai, Zayn beranjak untuk kembali ke area perkemahan. Namun saat di perjalanan, mata laki-laki itu menyipit saat melihat ada orang yang bersembunyi di balik pohon seakan tengah mengintai area perkemahan. "Woi, siapa lo?!"

Sontak saja orang itu terkejut karena Zayn yang berteriak. Zayn kemudian berlari hendak menghampiri orang itu. Namun, sayang, ia kalah cepat karena orang yang mengenakan pakaian serba hitam itu larinya sangat cepat.

"Ke mana larinya itu orang?" Zayn mengamati sekitar, barang kali orang yang ia cari tadi masih berada di dekatnya. Namun nihil, orang itu dengan begitu cepat menghilang dari pandangan Zayn.

Zayn melihat ke bawah saat dirasa kakinya menginjak sesuatu. Kedua mata laki-laki itu membola saat yang ia injak ternyata sebuah pistol. Kemudian ia berjongkok dan memungut benda tersebut dengan tangan yang bergetar. "I-ini pi-pistol?"

Pikiran negatif mulai berkeliaran di benak Zayn. Apa benda ini milik orang yang tadi? Tapi, untuk apa? Dan, siapa orang itu?

Saat sibuk bergelut dengan pikirannya, dari arah lain Zayn melihat seorang gadis yang berjalan sendirian. "Eliza?"

Tanpa berpikir lama lagi, Zayn langsung beranjak berniat untuk menghampiri Eliza dengan sebuah pistol di genggamannya.

"Eliza? Kenapa dia bisa ada di situ?" Liam bertanya setelah Zayn selesai bercerita tadi.

Zayn mengedikkan bahunya, ia juga tidak tahu. "Kayaknya dia juga ngelihat orang itu, kelihatan aja dari mukanya yang kayak ketakutan. Terus pas gue samperin, dia ngelak. Gue lupa kalau pistol itu masih gue pegang, dan Eliza kayaknya curiga sama gue. Pas dia nanya, di situ gue mulai panik dan langsung nyembunyiin pistol itu di kantong. Beruntung, Farel langsung dateng, dan gue pergi dari situ," paparnya dengan panjang lebar menceritakan hari pertama saat di area camping.

LEONARDO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang