01. Melawan Raja Jalanan

435 27 26
                                    

Sebelum membaca, kamu udah follow dulu belum?

Udah masukin cerita LEONARDO ke perpustakaan/reading list kamu?

Siap meramaikan cerita LEONARDO dengan memenuhi komentar di setiap paragrafnya?

Siap baca cerita LEONARDO sampai akhir?

Siap bertemu dengan pasukan Leopard?

Play now: In The End

Follow instagram: @tjartika_

Selamat membaca!🥰🖤🖤🖤

---

Robin Prayata

Nama itu sudah tersohor di kalangan anak motor. Gelar 'raja jalanan' disematkan untuknya karena lelaki tersebut selalu berhasil memenangkan pertandingan dalam hal adu kecepatan. Cukup lama nama itu menghilang, malam ini sang raja jalanan kembali turun ke jalan. Kedatangannya disambut ramai oleh anak motor lain. Hadirnya sangat ditunggu-tunggu.

Bersama motor kesayangannya— motor sport merah menyala— Robin melaju ke tengah-tengah, tepatnya di zebra cross yang akan menjadi garis awal untuknya kembali bertarung dengan lawan. Dia menunggu orang yang malam ini menantangnya.

Robin rindu tempat ini. Merindukan saat ia disanjung karena sering memenangkan pertandingan. Sungguh, Robin senang akan hal itu. Namanya selalu diagungkan, dan ia tidak akan membiarkan namanya redam begitu saja.

Sedangkan di bahu jalan, sekumpulan remaja laki-laki yang serempak mengenakan jaket kebanggaan mereka—jaket kulit hitam dengan bordiran nama 'LEOPARD' yang terpampang di belakangnya— mereka berkumpul dan berbincang di sana.

"Itu Robin. Ketua Volker dan raja jalanan." Tatapan Liam tertuju pada seorang laki-laki yang sudah berada di garis awal pertandingan. "Selama ini belum ada yang bisa ngalahin Robin. Satu hal yang harus lo tahu: dia sombong. Gelar raja jalanan sengaja dia pamerkan, buat ngebuktiin kalau dia itu hebat. Gue harap, lo gak nyesel udah berani nantangin dia."

Petuah dari temannya itu memang ditujukan untuknya. Dia menarik ujung bibir, tersenyum sinis. "Bukan Leon namanya kalau gak berani."

Liam lupa, salah satu sahabatnya ini memang keras kepala. "Kalah juga gak apa-apa. Leopard gak pernah haus pujian."

Salah seorang laki-laki mendelik ke arah Liam. Sorot matanya menyiratkan ketidaksukaan setelah Liam melontarkan kata-kata yang membuatnya terusik. "Apa lo bilang? Kalah? Tutup mulut lo, bodoh! Kalau Leon kalah, kita juga yang nanggung malu! Dan gue gak mau kalau sampai itu terjadi!"

Leon melirik pada salah satu sahabatnya yang memang mempunyai sifat pemarah, namanya Zayn. Leon menepuk pundak Zayn dan berkata, "Lo gak akan nanggung malu. Tenang aja."

Sekarang ini Leon sudah berada sejajar dengan Robin. Ingin dia melihat, sehebat apa orang yang katanya 'raja jalanan' ini.

Di balik helm full-face yang menutupi kepalanya, Robin memasang ekspresi meremehkan. Jadi ini lawannya? Dia pun membuka kaca helmnya dan berujar, "Mari berkenalan dengan raja jalanan. Gue harap, pulang nanti, lo gak nyesel karena udah nantangin gue. Karena setelah ini, lo bakal nanggung malu."

Angin malam yang dingin melenyapkan celotehan Robin yang menurut Leon tidak ada gunanya. Sebab pandangannya terus fokus pada jalanan di depan yang akan dilaluinya sebentar lagi, tanpa mau menanggapi Robin. Biarlah dia pongah, sebab Leon percaya: hari sial tidak ada di kalender.

LEONARDO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang