35. Hancur

83 10 0
                                    

Orang yang kukira rumah, ternyata dia hanya sebatas singgah

Orang yang kukira selamanya, ternyata hadirnya hanya sementara

Definisi bahagia sudah aku temukan setelah aku menemukanmu

Tapi semuanya kian lenyap setelah kamu menemukannya

Tak apa, jika sumber bahagiamu adalah dengannya, aku berusaha untuk merela


---

Pagi ini SMA Maheswari digemparkan sama berita yang bikin heboh. Tentu saja itu menjadi buah bibir para siswa-siswi yang melihat postingan instagram lambe turah SMA Maheswari yang memublikasikan foto Leon dan Divia yang tengah berpelukan di tepi jalan. Banyak yang menganggap kalau Divia itu sudah merebut Leon dari Eliza.

Kedua tangan Farel terkepal saat ia dikasih tahu teman sekelasnya tentang unggahan itu. Ia bergegas keluar kelas dan membanting pintu kelasnya dengan begitu keras sampai membuat murid-murid terlonjak kaget.

Setelah sampai di tempat tujuan- kelas 12 IPS 1, Farel mengedarkan pandangan yang membuat murid-murid di kelas tersebut kebingungan karena kehadirannya yang tiba-tiba.

"Mana Leon?!" Farel bertanya dengan raut yang terkesan dingin. Tidak ada yang menjawab pertanyaannya yang membuat ia kesal bukan kepalang. Sampai kehadiran lima orang laki-laki yang memasuki kelas, membuat Farel menoleh dan tersenyum mengerikan.
"Apa maksudnya?!" Farel melempar ponselnya ke hadapan Leon yang langsung ditangkap sama laki-laki itu.

Tentu saja Leon bingung sama perlakuan Farel yang tiba-tiba. Begitu Leon melihat isi dari ponsel yang tadi dilempar sama Farel, ia begitu terkejut mendapati dirinya tengah berpelukan dengan Divia kemarin ternyata ada yang mengunggah di akun instagram lambe turah SMA Maheswari. Karena penasaran, keempat sahabat Leon pun ikut melihat apa yang membuat Leon terkejut dengan kedua tangan yang terkepal.

"Ini beneran lo, Bos?" tanya Daniel setelah ia melihat foto tersebut. Ia tidak menyangka kenapa ketuanya ini sampai bisa berduaan bahkan pelukan dengan gadis lain.

"Siapa yang berani nyebarin foto bos kita?" Zayn juga ikut bertanya.

Farel terkekeh sinis, ia kemudian mengikis jaraknya dengan Leon. "Gila. Ini gila."

Theo menatap sinis pada Farel, kemudian ia berkata, "Lo yang gila! Masuk kelas orang dan bikin masalah di sini. Maksud lo apa?!"

Leon menahan Theo yang akan menghampiri Farel. Ia mengisyaratkan temannya yang satu itu untuk mundur.

Farel kemudian merebut kembali ponselnya dari tangan Leon yang kemudian memasukkannya kembali ke saku. Tanpa diduga, laki-laki itu melayangkan pukulan tepat mengenai wajah Leon yang membuat seisi kelas terpekik kaget. Lagi dan lagi, Farel selalu berbuat masalah dengan Leon, pikir mereka.

"Brengsek!" Liam mengumpat, ia tak terima kalau temannya dipukul. Ia langsung membantu Leon berdiri.

Sorot dari mata Farel menyiratkan kemarahan. Wajahnya memerah dengan napas yang memburu. Itu yang mereka tangkap setelah Farel memukul Leon. Tidak ada ketakutan di wajah Farel-seperti murid-murid di Maheswari yang tidak berani berhadapan dengan Leon. Farel beda, dia justru memasang wajah yang menantang pada Leon untuk bertarung dengannya.

Harga diri Leon seakan diinjak, apalagi sekarang di hadapan teman-teman sekelasnya. Ia tak terima. Kenapa Farel selalu mencari gara-gara dengannya? Leon menahan kepalan tangan Farel yang akan dilayangkan kembali padanya. Ia menyentak tangan laki-laki itu dengan kasar yang membuat Farel mengumpat.

Tatapan Leon menyorot Farel dengan tajam. "Apa maksud lo?"

Farel terkekeh sinis, ia kemudian berjalan mengitari Leon yang membuat laki-laki itu menatapnya risi. "Lo yang bilang kalau Eliza itu murahan. Terus, yang lo lakuin itu apa? Pelukan sama cewek lain, tanpa peduli sama perasaan cewek yang udah lo injek-injek harga dirinya."

Oh, jadi Farel pagi-pagi ini datang ke kelasnya hanya untuk mempermasalahkan hal itu? Sialan, Leon tertawa dibuatnya.

"Yang Eliza lakuin itu saat masih hubungan sama gue. Dan gue? Lo udah tahu sendiri kan kalau gue sama dia udah gak ada hubungan apa-apa lagi. Mau gue pelukan sama siapa pun, bukan urusan lo," kata Leon. "Keluar, dan gak usah ganggu gue dengan hal yang gak penting ini!"

Leon kembali jatuh tersungkur saat Farel kembali memukulnya. Leon tidak bisa diam saja, ia pun bangkit dan balas menghajar Farel. Tidak ada yang bisa memisahkan keduanya karena tenaga mereka yang sama kuat. Sampai suara seorang perempuan tiba-tiba berteriak, "FAREL! LEON! BERHENTI!!!"

Eliza datang, ia sedari tadi memperhatikan dan mendengar apa yang kedua laki-laki itu bicarakan. Ia mendengar jelas apa yang tadi Leon katakan. Teriakan Eliza berhasil memberhentikan aksi keduanya. Kemudian ia berjalan menghampiri Farel dan membantu laki-laki itu berdiri.

"Lo gak apa-apa?" tanya Eliza yang dibalas gelengan sama Farel. Ia melihat lukanya Farel yang paling parah ketimbang Leon.

Eliza kemudian mendekati mantan kekasihnya itu, Leon. "Gue gak nyangka, orang yang nuduh gue berkhianat ternyata orang itu sendiri yang berkhianat."

Eliza berkata seperti itu setelah ia tahu tentang berita yang ramai diperbincangkan hari ini. Itu karena ia dikasih tahu sama Ana dan Adel yang saat ini setia menunggunya di ambang pintu. Sakit? Jelas. Hubungannya hancur hanya karena kesalahpahaman. Tapi apa yang sudah Leon lakukan itu benar-benar keterlaluan.

"Lo lupa kalau kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi?" Pertanyaan yang lolos dari Leon membuat Eliza bungkam.

"Ini ada apa?" Divia baru saja datang memasuki kelas. Begitu ia masuk, kenapa ada anak kelas lain di kelasnya? Jelas saja ia kebingungan. Gadis itu terpekik kaget saat tiba-tiba Leon merangkulnya.

"Foto yang kalian lihat di sosmed itu beneran kita berdua. Dan mulai sekarang, Divia resmi jadi cewek gue. Dan lo semua gak berhak buat nge-judge dia."

Semua orang menjadi kaget bukan kepalang setelah Leon mengatakan hal barusan.

"Gak usah ngaco lo!" protes Theo. Ia tidak terima kalau sampai Leon berhubungan sama Divia, apalagi gadis itu adalah orang baru.

Tentu saja Zayn tidak terima. "Lawak lo, Yon. Jelas-jelas Divia punya gue. Lo masa ambil punya temen? Nasi lebih enak, Yon, ketimbang temen."

Jangan tanyakan perasaan Divia bagaimana, jelas dia merasa amat bahagia. Mimpi apa dia semalam sampai pagi ini Leon menjadikannya kekasihnya? Tidak sia-sia usahanya selama ini untuk mendekati laki-laki itu.

Semua pasang mata langsung tertuju pada gadis yang hanya diam mematung-menatap penuh iba pada gadis itu. Leon seakan mudah mengatakan itu tanpa peduli sama perasaan Eliza yang amat mencintainya sampai detik ini. Satu tetes air mata lolos yang langsung dihapus kasar sama gadis itu.

Eliza kemudian berjalan mengikis jaraknya dengan Leon yang senantiasa merangkul Divia. "Bukannya masalah yang diselesaikan, kenapa malah hubungan kita yang selesai? Padahal lo belum denger penjelasan dari gue tentang hari itu. Yang bahkan lo sendiri menganggap kalau gue cewek yang gak bener. Tapi lo? Lo berbuat sesuka hati tanpa peduli isi hati gue. Sakit, Yon."

Leon mengalihkan pandangannya ke arah lain, tidak mau menatap dan mendengarkan Eliza. Apalagi ia melihat kekecewaan di mata gadis itu. Tidak. Eliza yang lebih dulu mengkhianatinya.

Eliza tersenyum miris. Laki-laki yang ada di hadapannya sekarang ini sudah resmi menjadi milik orang lain. Laki-laki yang pernah mengucap janji untuk tidak meninggalkan, dia seakan melupakan janjinya sendiri. Dia, berhasil menghancurkannya sehancur-hancurnya.

"Jaga dia, jangan perlakuin dia kayak lo perlakuin gue dulu. Jangan main-main sama ucapan, lo bisa melupakannya dengan mudah, tapi gak sama orang yang pernah lo kasih dia janji. Makasih, makasih udah pernah jatuh dan cinta sama gue," papar Eliza sampai akhirnya dia memilih untuk keluar dari kelas.

LEONARDO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang