BAB 3 || Ta'ziran

46.1K 4.6K 35
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT

***

Bel salat subuh sudah berbunyi dengan nyaring. Para santri berebut ke kamar mandi untuk mengambil wudu.

Falsya memandang lama ke arah Zefanya yang masih bergelut dalam selimut.

“Zefa bangun udah subuh,” ucap Falsya sembari menepuk pelan lengan Zefanya.

“Ze... ayo bangun, keburu ada pengurus yang ngecek ke kamar,” timpal Sandra.

Zefanya tak peduli dengan ucapan Sandra. Ia justru semakin menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal.

“Emang dasar pemalas!” cibir Leora sembari memutar matanya dengan jengah.

“Zefa ayo bangun!” Falsya berusaha kembali membangunkan Zefanya.

“Kalian duluan aja ntar gue nyusul!” balas Zefanya tanpa membuka kedua kelopak matanya.

“Yaudah kalau gitu kita duluan. Jangan tidur lagi, Ze.” ucap Falsya sebelum keluar dari kamar.

Nampaknya Zefanya lupa dengan ucapannya yang akan pergi menyusul ke masjid. Ia masih saja  berada di atas kasur dengan selimut yang menutup tubuhnya.

Brak!

“Hei kamu! Bangun!” teriak salah satu perempuan berjilbab panjang yang menutupi kepalanya. Ditangannya terdapat sebuah kayu kecil.

Njir! Ngagetin orang aja! Siapa sih lo?” tanya Zefanya dengan sewot.

Perempuan berjilbab itu semakin menatap tajam ke arah Zefanya. “Kenapa kamu nggak salat jamaah? Malas?” tanyanya dengan wajah garang.

“Kalau gue malas kenapa? Masalah buat lo?” balas Zefanya dengan kembali menantang.

“Kamu, setelah jamaah bubar temui saya di aula pesantren!” perempuan yang ternyata menjabat sebagai pengurus kedisiplinan itu akhirnya beranjak keluar dari kamar Zefanya.

“Nyi nyi nyi nyi... Berisik banget!”

Zefanya, Falsya dan juga Sandra kini tengah menikmati sarapan pagi mereka. Zefanya tidak peduli dengan perintah pengurus yang memintanya untuk menemuinya di aula pesantren.

Srek!

Tiba-tiba lengan Zefanya ditarik oleh salah satu teman sekamarnya, Leora.

“LO MAU BAWA GUE KEMANA SETAN!" Zefanya berteriak dengan penuh emosi. Bisa-bisanya ia lagi asik makan malah diseret bak kambing yang akan di qurban.

Kedua teman Zefanya lantas mengikuti kemana gadis itu di seret.

“Ini, Us, orang yang ustazah cari.” Leora melepaskan tangan Zefanya dari cekalannya. Zefanya spontan memegang pergelangan tangannya yang terasa perih.

Leora ternyata membawa Zefanya ke aula pesantren untuk menemui Ustazah Maya.

"Pakai!" titah Ustazah Maya. Ia menyerahkan papan kardus yang sudah dilengkapi dengan tali kepada Zefanya.

Zefanya menerimanya dan membaca tulisan di papan kardus tersebut.

SAYA DI TA'ZIR KARENA TIDAK JAMAAH

Zefanya spontan mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia lalu menatap ke sekeliling dimana terlihat ada beberapa santri putri yang juga mengenakan kalung papan tersebut.

"Buruan dipakai!" titah Ustazah Maya kembali dengan tegas.

"Siapa lo nyuruh-nyuruh gue, ha?!" balas Zefanya tanpa rasa takut.

ALFAREZ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang