BAB 6 || Sebuah Tragedi

38.2K 4.3K 72
                                    

⚠️Dilarang membaca part ini jika kalian sedang makan⚠️

HAPPY READING

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT

***

Gus Farez dan Arzan terlihat tengah duduk di teras masjid. Kedua Pria tersebut mengenakan setelan sarung dan juga baju koko serta kopiah yang dengan setia melekat di kepala mereka.

Keduanya termasuk jajaran lelaki yang cukup terkenal di pesantren. Gus Farez dengan wajah tampannya yang seperti bule, sedangkan Arzan si pemilik lesung pipi yang selalu menggoda santri putri.

"Neng," panggil Arzan. Melihat dua santri putri berjalan di depan masjid membuat jiwa buaya laki-laki itu muncul.

"Zan," tegur Gus Farez.

Gus Farez sendiri bingung dengan pribadi Arzan. Sifat temannya yang suka menggoda santri putri tidak pernah berubah. Padahal status Arzan dipesantren saat ini bukan hanya sebagai santri, melainkan juga sebagai ustaz yang seharusnya mempunyai wibawa. Tapi hal tersebut tidak berlaku bagi Arzan.

"Sekali-kali, Gus," balas Arzan sembari cengegesan.

"Sekali setiap lihat santri yang cantik ya, Zan," Gus Farez menggelengkan kepalanya pelan.

"Kamu disini ustaz kalau kamu lupa, Zan."

"Iya, iya, Gus."

Keduanya kembali terdiam sembari melihat santri-santri yang melintas di halaman masjid.

"Gus,"

"Hm."

"Hadap sini!" Arzan memegang kedua pundak Gus Farez dan menariknya agar posisinya menghadap ke arahnya.

"Apaan sih, Zan!" ucap Farez geram.

"Perempuan yang kemarin itu siapa?" Arzan menyipitkan matanya menatap manik mata berwarna hazel milik Gus Farez.

"Kamu udah nanyain perempuan itu dua kali, Zan."

Arzan mengerutkan keningnya tak paham.

Tak lama Arzan mengingat satu hal. "Jadi, perempuan yang kemarin itu orang yang sama dengan perempuan yang kamu bawa malam-malam ke pesantren?"

"Hm."

"Gila, Gus! Nemu dimana perempuan begitu?" Arzan menanyakan hal tersebut karena mengingat sikap Zefanya yang dinilai tidak sopan dengan seorang Gus.

"Di jalan," jawab Gus Farez dengan jujur.

"Sembarangan aja kamu Gus, ngomong nemu di jalan."

Sepertinya ucapan Gus Farez hanya dianggap candaan oleh Arzan. Padahal memang benar kenyataannya kalau Gus Farez menemukan perempuan itu di jalan.

***

Brak!

Zefanya nembanting pintu dengan keras saat memasuki kamarnya. Falsya dan juga Sandra yang tengah berada di dalam kamar seketika terlonjak kaget.

"Astaghfirullah, Ze. Pelan-pelan kenapa kalau bukan pintu." sahut Falsya.

"Ah, ngeselin banget si Seres. Gue mintanya ngaji berdua, malah rombongan kaya mau piknik!"

Falsya berusaha menahan tawa saat  ucapan Zefanya yang sedang marah. Berbeda dengan Sandra yang justru melayangkan pertanyaan pada Zefanya.

"Kamu suka sama Gus Farez, Ze?"

ALFAREZ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang