Hallo semuanya!!!!
Atas kegelisahan kemarin mengenai panggilan Mamas, aku putuskan untuk mengubah panggilannya cukup dengan 'Mas'. Tapi.... Sesekali aku bakalan pake 'Mamas' di momen-momen tertentu. Karena menurut aku panggilan Mamas udah melekat menjadi ciri khas Gus Farez.
Dan menjawab pertanyaan kemarin
“Boleh nggak kalau lagi haid terus wudhu dengan niat untuk menghilangkan amarah?”
>> Jawabannya BOLEH. Kalau memang diniatkan untuk menghilangkan amarah. Yang nggak dibolehin itu kalau niatnya untuk menghilangkan hadas. Bahkan wudhunya orang haid bisa menjadi haram kalau sudah tau tidak boleh untuk menghilangkan hadas tapi tetap dilakukan.
>><<
HAPPY READING
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT!
***
Setelah bergantian mandi kini keduanya sama-sama duduk diatas kasur dengan menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.
“Besok tamu pesantren jadi datang, Mas?” tanya Zefanya, mengawali sebuah obrolan.
“Jadi. Nanti kamu siapin makanan ya. Minta tolong sama santriwati yang lain biar kamu nggak capek.”
Zefanya mengangguk.
“Ikannya jangan dimasak dulu. Taruh aja nanti di freezer ya.”
“Iya, Mas.”
Gus Farez lalu menoleh, menatap wajah Zefanya sembari mengulas sebuah senyuman. “Makasih, Sayang.”
Bukannya tersipu Zefanya justru mencebikkan bibirnya. “Udah kebal aku sama panggilan sayang kamu.”
“Yakin?” goda Gus Farez.
“Yakin lah. Buktinya pipi aku biasa aja, ” ucap Zefanya seraya menunujuk pipinya.
Gus Farez pun kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain sembari mengangguk pelan.
“Udah ah. Aku mau tidur duluan, ya?” pamit Zefanya. Gus Farez pun kembali menganggukkan kepalanya.
Zefanya mulai merubah posisinya menjadi berbaring. Ia pun kemudian menarik selimut hingga menutup batas dadanya. Gus Farez yang masih duduk kemudian ikut berbaring disampingnya.
***
Paginya, Zefanya sudah sibuk berkutat di dapur. Dibantu beberapa santriwati ia mulai melancarkan aksinya membuat masakan untuk tamu pesantren. Bahkan kini Falsya dan Sandra turut membantu Zefanya di dapur.
Sampai saat ini Zefanya memang belum tahu siapa tamu yang akan datang sampai ia diminta masak besar hari ini. Ia menduga tamu yang akan datang adalah rombongan santri dari pesantren lain. Semalam ia benar-benar lupa menanyakan hal ini pada Gus Farez.
“Ini motong dagingnya mau seberapa besar, Ze?” tanya Falsya yang sibuk dengan sebaskom besar daging sapi.
“Dipotong sedang-sedang aja, Sya. Itu mau aku buat rendang.”
Disisi lain Sandra tengah disibukkan dengan memarut kelapa.
“Ka gantian dong! Pegel nih tangan aku,” keluh Sandra pada Eka.
Santriwati yang bernama Eka itu pun menurut lalu mengambil alih kelapa dan parutan di tangan Sandra.
Sandra yang tidak sibuk apa-apa kemudian mengedarkan pandangannya. Tatapannya berhenti pada cabai hijau yang menganggur diatas nampan besar. “Ini cabai hijaunya mau diiris juga, Ze?” tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZ [TERBIT]
SpiritualPART MASIH LENGKAP NOVEL TERSEDIA DI MARKET PLACE SHOPEE JAKSAMEDIA Ini adalah kisah seorang gadis bernama Adhara Zefanya Claire. Gadis dengan trauma masa lalunya. Dibenci, dihina, dan di siksa adalah makanan sehari-harinya sejak kecil. In juga ki...