HAPPY READING
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT!
***
Suara dentingan sendok terdengar beradu di meja makan mewarnai sarapan pagi hari ini. Kali ini Umi Bilqis dan Kiai Ibrahim turut bergabung dalam aktivitas sarapan pagi.
Gus Farez mengelap mulutnya dengan selembar tisu setelah menghabiskan satu piring makanannya. Dia berdehem pelan membuat semua mata kini tertuju ke arahnya.
“Abah, Farez ingin bicara?”
“Sekarang?” tanya Kiai Ibrahim.
“Iya, Bah.”
Naja dan Naya kompak menarik kursinya ke belakang berniat beranjak dari duduknya karena merasa ini adalah pembahasan orang dewasa. Namun, belum sempat keduanya menjauh, Gus Farez sudah mencegahnya lebih dulu.
“Duduk aja nggak papa,” ujar Gus Farez. Adik kembarnya itu pun langsung menurut dan kembali ke kursi masing-masing.
“Mau bicara apa, Rez?” tanya Kiai Ibrahim.
“Sebelumnya Farez mau minta maaf dulu sama Bu Asma kalau selama ini sikap Farez kurang ke Ibu. Mungkin ini sangat terlambat untuk Farez meminta penjelasan dari Ibu dan juga Abah terkait pernikahan kalian.”
“Ibu tidak pernah menganggap salah sikap kamu. Wajar jika kamu bersikap seperti itu sama Ibu,” tutur Bu Asma lembut.
Gus Farez kembali berdehem untuk mengusir kecanggungan yang ada.
“Jadi, Abah bisa jelasin ke Farez kenapa Abah mempoligami Umi?”
Naja dan Naya hanya berdiam. Sejujurnya mereka juga belum tahu alasan dibalik poligami yang dilakukan Abahnya. Mereka hanya diam karena takut untuk bertanya. Selama ini mereka juga menyimpan rasa penasaran yang amat dalam. Namun mereka memilih untuk terus bungkam
“Ibu Asma adalah seorang janda,” ucap Kiai Ibrahim.
Ketiga anaknya serta Zefanya kompak membulatkan matanya lebar-lebar. Selama ini baik Gus Farez dan juga adik kembarnya, mereka mengira jika Bu Asma adalah seorang gadis mengingat Bu Asma yang tampak masih muda.
“Suami Asma meninggal satu tahun setelah pernikahan mereka. Saat di perjalanan menuju tempat pengajian di Sukabumi, Abah tidak sengaja menabrak seorang nenek-nenek. Dan Nenek itu adalah ibunya Asma. Abah bertanggung jawab membawa nenek itu ke rumah sakit. Dua hari dirawat ternyata kondisi nenek memburuk sampai akhirnya beliau dinyatakan meninggal,”
“Namun, sebelum nenek meninggal, beliau meminta Abah untuk menikahi Asma karena selama ini Asma hanya hidup berdua dengan ibunya. Dan menyanggupi permintaannya sebagai rasa tanggung jawab Abah yang telah membuat Asma kehilangan ibunya.”
Gus Farez langsung terdiam membeku ditempat. Dia tidak menyangka ada kisah duka dibalik pernikahan kedua Abahnya. Dia juga bahkan baru tahu kalau Abahnya pernah menabrak seseorang.
Ia memejamkan matanya sembari menarik nafas panjang. Rasa bersalah kini menyelimuti hatinya.
Gus Farez kembali membuka matanya dan terus menggumamkan kata maaf.
“Maaf...”
Bu Asma terlihat meneteskan air matanya. Mendengar Kiai Ibrahim menceritakan kisah di masa lalunya membuatnya teringat akan ibunya yang sudah tenang disana.
“Farez minta maaf, Bu,” ucapnya dengan tulus.
Bu Asma mengangguk. “Ibu sudah memaafkan kamu, Nak,” balasnya seraya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZ [TERBIT]
SpiritualPART MASIH LENGKAP NOVEL TERSEDIA DI MARKET PLACE SHOPEE JAKSAMEDIA Ini adalah kisah seorang gadis bernama Adhara Zefanya Claire. Gadis dengan trauma masa lalunya. Dibenci, dihina, dan di siksa adalah makanan sehari-harinya sejak kecil. In juga ki...