BAB 13 || Hukuman Baru

42.9K 4.7K 204
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT

***

Malam semakin larut namun aktivitas di ibu kota terlihat tidak pernah padam. Gus Farez dan juga Zefanya memilih menginap di salah satu hotel di Jakarta malam ini. Besok pagi mungkin mereka baru akan kembali ke Bogor.

Suasana canggung mulai terasa saat keduanya sudah berada di dalam satu kamar. Malam pertama bagi mereka dengan status yang baru.

Zefanya terlihat menggantungkan jaket hitam yang dipinjamkan Gus Farez. Sedangkan Gus Farez sendiri hanya mengenakan kaos hitam polos di tubuhnya. Laki-laki itu juga sudah mengganti celananya dengan sarung yang sengaja ia bawa untuk sholat.

Zefanya yang sudah lebih dulu duduk di atas kasur mengernyitkan dahinya saat melihat Gus Farez mendekat hendak menaiki kasur.

“Ma-mau ngapain lo?”

Cup

“ANJIR! First kiss gue...” rengek Zefanya sembari menempelkan jari di bibirnya. Ia merasa sangat tidak terima ciuman pertamanya diambil sembarangan oleh lelaki lain.

Dengan penuh emosi Zefanya memukul keras lengan Gus Farez. Laki-laki itu terlihat meringis kesakitan dan mengusap lengannya yang terkena bekas pukulan.

“Bisa-bisanya lo ambil first kiss gue!” sentak Zefanya memberengut kesal.

“Sama,” ujar Gus Farez dengan santai. Ia pun akhirnya naik ke atas kasur yang tadi sempat tertunda. Hal itu Sontak membuat Zefanya mendelik tajam.

Gus Farez membalas tatapan Zefanya dengan menatapnya lembut. “Ciuman itu sebagai hukuman buat kamu.”

Zefanya menyatukan kedua alis nya tak paham. “Hukuman apa?”

“Mulai sekarang... kalo ngomong pake aku-kamu, ya. Kalau aku denger kamu masih pake lo-gue, siap-siap aja aku langsung cium kamu sebagai hukumannya.”

Zefanya seketika merinding mendengarnya. Ia pun tidak terima jika Gus Farez bertindak seenaknya seperti itu. “Anjir, ya, nggak bisa gi—”

Cup

Lagi, ciuman itu kembali mendarat di bibir ranum milik Zefanya. Gadis itu pun langsung menatap kesal pada si pelaku.

“Ngapain dicium lagi?” geramnya.

“Istri aku nggak boleh ngomong kasar mulai sekarang,” ucap Gus Farez dengan nada lembut. Pipi Zefanya seketika terasa panas saat mendengar sebutan istri, tanpa diminta menimbulkan rona merah disana.

Demi menutupi rasa malunya Zefanya pun langsung berbaring memunggungi Gus Farez yang kini tengah tersenyum tanpa diketahui olehnya.

Dibalik selimutnya Zefanya sibuk ngedumel tanpa henti lantaran kesal mengenai sikap Gus Farez yang menurutnya seenaknya sendiri. Ia juga sedikit merasa heran dengan sifat Gus Farez yang berubah drastis sejak akad pagi tadi. Gus Farez yang semula dingin kini menjadi hangat ketika berbicara dengannya.

“Tuh orang gila kali ya, dulu aja sebelum nikah cuek banget. Kenapa sekarang malah jadi tukang baperin orang,” gumam Zefanya  sembari memejamkan kedua matanya.

Gus Farez yang tadi duduk disebelah Zefanya kini ikut membaringkan tubuhnya. Kedua tangannya ia lipat dan dijadikannya sebagai bantalan kepalanya. Tidak ada drama malam ini mengenai siapa yang tidur di sofa seperti kebanayakan pengantin korban Perjodohan di novel-novel.

Setelah mengucapkan ijab qobul saat itu juga Gus Farez sudah mengambil alih tanggung jawab Zefanya dari keluarganya. Benih-benih cinta pun Allah hadirkan di hatinya saat sudah resmi menjadi seorang suami. Di dalam benaknya, ia sudah bertekad untuk memuliakan, menghormati, dan juga menyayangi Zefanya sebagaimana yang Rasul contohkan perlakuannya pada istrinya.

ALFAREZ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang