BAB 26 || Papah Idris

34.8K 4.3K 386
                                    

Hallo teman-teman semua!
Semoga semua dalam keadaan sehat dan dalam lindungan Allah

Minta tolong yang ada bahasa sundanya nanti dikoreksi kalau ada yang keliru ya. Terimakasih💕

HAPPY READING

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT!

***

Handphone disaku gamis Zefanya berdering menandakan telepon masuk. Zefanya melihat nama Tante Risma di  layar handphone miliknya. Tanpa berlama-lama ia pun mengangkatnya.

“Assalamualaikum, Tante.”

“Waalaikumsalam. Gimana kabar kamu , Ze?”

“Alhamdulillah Zefanya sehat. Tante sama om Satya gimana kabarnya?”

“Alhamdulillah kita sehat semua. Zefa sudah dengar kabar tentang papah?”

Zefanya menautkan kedua alisnya. “Kabar apa, Tan?”

“Papah kamu semalam masuk rumah sakit.”

Zefanya terdiam sesaat setelah mendengar kabar tersebut.

“Ze, kamu masih dengar Tante?”

“Iya tante.”

Kamu bisa ke Jakarta jengukin papah?”

“Halo. Maaf Tante Zefanya kayaknya dipanggil santriwati. Nanti Zefa telepon lagi. Assalamualaikum.” Zefanya buru-buru menutup panggilan itu setelah mengucapkan kebohongan. Ya, itu hanyalah sebuah alibi saja yang dibuat Zefanya untuk menghindari pertanyaan dari Tante Risma.

Zefanya menghela napasnya panjang sembari duduk bersandar di atas ranjang.

Akibat mendengar kabar tersebut Zefanya tidak keluar kamar dari pagi sampai terik matahari menyengat.

Terdengar suara derit pintu terbuka, menampilkan sosok Gus Farez yang baru saja pulang setelah menggantikan Kiai Ibrahim mengisi pengajian. Laki-laki itu melangkah menghampiri Zefanya yang masih setia duduk diatas ranjang.

Gus Farez menyodorkan tangannya. Zefanya langsung menyambut tangan tersebut dan mencium punggung tangannya.

Gus Farez kemudian ikut duduk disamping Zefanya, dan menatap gadisnya yang terlihat sedikit aneh.

“Tumben kamu nggak main sama Bubu?” tanya Gus Farez. Memang biasanya Zefanya akan bermain dengan bubu di kamar asrama sampai siang hari. Gadis itu baru akan kembali ke Ndalem setelah dipanggil oleh Naya.

“Hmm... Lagi nggak pengin.”

Gus Farez semakin mengerutkan keningnya setelah mendengar jawaban Zefanya.

Are you okey?

“Hm.”

Gus Farez pun kemudian menganggukkan kepalanya pelan, meskipun dirinya belum sepenuhnya yakin dengan jawaban yang Zefanya lontarkan barusan.

Keduanya sama-sama terdiam sampai akhirnya Zefanya mengucapkan kata yang mampu membuat Gus Farez mematung sejenak.

“Mamas udah makan?”

Gus Farez menatap lurus ke depan dengan tubuh yang menegang. Barusan Zefanya memanggilnya dengan sebutan 'Mamas'. Gus Farez pun menoleh kesamping menatap wajah Zefanya dengan penuh tanda tanya.

“Mamas?”

“Hm. Bolehkan aku panggil Mamas?”

“Kenapa harus Mamas?” tanya Gus Farez balik.

ALFAREZ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang