BAB 33 || Poligami

34.6K 4.2K 379
                                    

Comeback again!!!

Komen dong kalian tau cerita ALFAREZ darimana?

***

HAPPY READING

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT!

***

Suasana di pesantren sangat ramai saat ini setelah terdengar kumandang adzan ashar. Semua santri maupun santriwati berbondong-bondong pergi ke masjid untuk mengikuti sholat ashar berjamaah.

Ketiga anggota Vescorioz tidak ikut ketinggalan, mereka berjalan beriringan dengan Gus Farez yang berjalan dibelakangnya. Namun ditengah-tengah langkahnya tiba-tiba ada tangan yang mencekal tangan Gus Farez dari belakang. Laki-laki yang disapa Gus itu pun menghentikan langkahnya, membiarkan ketiga temannya berjalan terlebih dulu.

Gus Farez menoleh dan mendapati Arzan dibelakangnya dengan tangan yang masih menahannya. Ia mengangkat sebelah alisnya sebagai tanda bertanya.

“Siapa, Gus?” tanya Arzan dengan sedikit berbisik.

“Siapa apanya?” Gus Farez bingung dengan pertanyaan Arzan yang kurang jelas.

“Itu tadi empat orang siapa?”

“Teman-teman SMA saya.”

“Mereka mau mondok?” tanya Arzan lagi.

“Heem. Tapi cuma sebentar,” jelas Gus Farez.

“Be-”

“Udah iqomah. Ayo!” potong Gus Farez cepat saat mendengar iqomah dari masjid.

Kini selesai shalat berjamaah, ketiga anggota Vescorioz serta Gus Farez mengambil posisi duduk lesehan di serambi masjid. Arzan yang sedari tadi mengikuti Gus Farez kini ikut bergabung bersama.

”Kenalin, dia Arzan teman pondok dulu sekaligus ustaz disini,” ujar Gus Farez pada ketiga anggota Vescorioz.

Aldi kemudian menjabat tangan Arzan. “Aldi.”

“Arzan.”

Naufal bergantian menjabat tangan Arzan. “Naufal.”

Dan yang terakhir, perkenalan dari sesama buaya darat. “Kavin.”

“Arzan,” balasnya.

“Nah, Zan. Sekarang kamu punya saingan baru,” ujar Gus Farez membuat Arzan terheran-heran.

“Saingan?” tanya Arzan dengan dahi berkerut.

“Tuh!” tunjuk Gus Farez pada Kavin. “Si Kavin itu juga termasuk spesies sama kaya kamu,” lanjutnya.

Kavin yang namanya disebut-sebut kini ikut terheran. Begitupun dengan Arzan yang masih belum mengerti maksud dari Gusnya itu.

Paham kedua temannya dalam mode bingung, Gus Farez lalu berujar kembali. “Sama-sama buaya cap kadal.”

Naufal dan Aldi sontak tertawa mendengar ejekan Gus Farez.

Berbeda dengan Arzan yang langsung menatap ke arah Kavin dengan pandangan tak terbaca.

“Ganteng sih, tapi masih gantengan aku,” ucapnya yang tentunya hanya berani ia ucapkan di dalam hati.

Tak berbeda jauh dengan Arzan, Kavin pun turut memandang ke arah Arzan dengan mata yang memicing.

“Lumayan. Tapi pesona gue masih unggul diatas,” sombongnya dalam hati.

***

ALFAREZ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang