BAB 43 || Kurir Cinta

29.4K 3.9K 243
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT!

* * *

Di perlakukan lembut seperti itu membuat amarah Zefanya seketika lenyap. Suaminya itu memang paling bisa membuat dirinya mudah luluh.

Gus Farez masuk kedalam kamar mandi berniat bersih-bersih diri setelah joging tadi. Selang beberapa menit, dirinya keluar dengan tampilan yang jauh lebih segar. Terlebih rambutnya yang masih sedikit basah karena harus keramas lagi.

Langkah kakinya bergerak menuju ke ruang tengah dimana Zefanya sedang duduk bersantai disana bersama Bubu. Ia mengambil posisi duduk disamping istrinya.

“Coba deh Mas pegang Bubu,” titah Zefanya.

Gus Farez dengan cepat menggeleng kuat. Berani berada di dekat kucing saja sudah kemajuan yang hebat bagi dirinya saat ini.

“Sekali aja, Mas,” mohon Zefanya.

“Enggak, Ze,” balas Gus Farez lembut. Baru saja selesai berucap, Bubu kini sudah berpindah tempat diatas pangkuan Gus Farez yang terbalut sarung.

Gus Farez terlonjak dan memejamkan kedua matanya. Ia memundurkan kepalanya dan menyandarkan punggungnya ke tembok.

“Sayang tolong ambil,” pinta Gus Farez dengan raut wajah ketakutan.

Tapi Zefanya tak mengindahkan itu. Ia justru menertawakan ekspresi wajah Gus Farez yang menurutnya sangat menggemaskan.

“Ze....”

Zefanya mengambil nafas dalam-dalam berusaha untuk meredam tawanya. “ Itu tandanya Bubu suka sama kamu, Mas,” ucapnya.

“Ze... Mas geliii.” Gus Farez tak berhenti memohon. Melihat Bubu yang terus menggeliat di pangkuannya membuatnya semakin merasa geli.

Merasa tak tega Zefanya akhirnya mengambil Bubu di pangkuan di Gus Farez. Tak lama ia mengangkat Bubu dan diarahkannya tepat di depan wajah Gus Farez.

“Warggghh...” goda Zefanya.

Gus Farez langsung terlonjak kaget. Ia mengusap dadanya, jantungnya serasa melompat dari tempat asalnya.“Astaghfirullah, Ze,” ucapnya.

“Coba sekali aja pegang, Mas.”

“Nggak,” tolak Gus Farez cepat.

Dari arah timur terlihat Naja yang baru saja keluar dari Kamar Naya. Selagi kamarnya masih dipakai oleh Bu Asma, ia memanfaatkan kamar Naya untuk meletakkan perlengkapan pribadi sehari-harinya.

Langkah kakinya berniat berjalan ke arah dapur, namun ketika baru saja menutup pintu, Gus Farez memanggilnya membuat dia mengurungkan niatnya.

“Ada apa, A'?” tanyanya mendekat.

“Sini sebentar! Tolong itu Bubu kamu ajak main dulu,” perintah Gus Farez pada Naja.

Zefanya yang mendengarnya langsung mendelik ke arah Gus Farez. “Kok, mau dibawa pergi?” protesnya.

Naja yang masih berdiri hanya menatap kedua kakaknya itu bergantian. Ia bingung harus mendengarkan yang mana.

Gus Farez menatap Naja kembali. “Bawa, Ja,” perintahnya lagi.

Naja menurut. Ia mengambil Bubu yang tak jauh dari jangkauan Zefanya. Digendongnya bayi kucing itu lalu dibawanya ke teras ndalem.

Melihat Naja yang sudah menjauh, Gus Farez langsung melancarkan aksinya dengan menggelitiki pinggang Zefanya.

ALFAREZ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang