BAB 39 || Teman Atau Lawan

30K 4.2K 427
                                    


HAPPY READING

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT

***

Zefanya terlihat merenung di bangku taman. Ia duduk sendiri sembari memikirkan siapa orang dibalik kekacauan kemarin terkait dengan tersebarnya foto saat ia bekerja di club dulu.

“Emzpdmm,” gumamnya saat sekelibat ingatannya muncul dikepalanya.

“Kenapa huruf M diakhir dipisah dan dikasih tanda kurung sendiri?” tanyanya pada diri sendiri.

“Nama leora...” seketika matanya membulat lebar. “Seingatku nama terakhir Leora berawalan huruf M.”

“Fit kesini sebentar,” panggilnya pada santriwati bernama Fitri yang kebetulan tengah berjalan di depannya.

Fitri mendekat. “Ada apa, Ning?” tanyanya dengan sopan.

“Kamu kenal sama Leora?”

“Kenal atuh Ning. Siapa yang nggak kenal sama Leora.”

“Kamu tahu nama lengkapnya?”

Fitri terdiam sesaat mencoba mengingat. “Kalau nggak salah namanya Leora Mahatma, Ning!” serunya.

Zefanya menjentikkan jarinya seraya tersenyum penuh arti. “Nggak salah lagi. Ini semua pasti perbuatan Leora,” gumamnya dengan yakin.

Dibalik lalu lalangnya para santri dan santriwati, tanpa disadari ada seseorang yang tengah mengamati Zefanya sejak tadi dengan wajah tanpa ekspresi.

***

“Sandi caesar,” ujar Aldi serius.

Keempat anggota Vescorioz yang lain hanya menatap cengo ke arah Aldi. Mereka tidak paham mengenai sandi ataupun kode-kode rahasia. Berbeda dengan Aldi yang terbiasa memecahkan hal-hal seperti itu. Meskipun diluar sering cengengesan, tapi ketika berhadapan dengan sandi atau kode, Aldi akan berubah menjadi sosok yang sangat serius.

“Cepet lo pecahin, Al,” titah Gus Farez tak sabar.

“Selow, Gi,” balas Aldi terkekeh, “Kertas dong sama pulpen!” sambungnya meminta.

“Ah elah ribet banget lo!” sahut Kavin.

“Nih, gue ada pulpen,” ucap David sembari menyerahkan pena hitamnya pada Aldi.

“Kertasnya?”

“Bentar,” balas Kavin lalu beranjak melangkahkan kakinya keluar kamar. Satu menit kemudian ia kembali dengan satu lembar kertas di tangannya.

“Nih,” ucapnya menyerahkan selembar kertas pada Aldi.

“Dapet darimana lo?” tanya Aldi penasaran.

“Malakin santri di depan yang mau berangkat ngaji,” jawab Kavin santai.

“Dosa pe'a!”

“Udah nggak usah bahas-bahas dosa,” balas Kavin lagi dengan enteng. Laki-laki itu langsung saja mendapatkan deheman keras dari Gus Farez.

“Iya-iya, Gi, nanti gue minta maaf sama tuh santri. Udah sekarang lanjutin lagi pecahin kodenya.”

“Ok! Sandi Caesar ini harus kita ubah dulu ke angka. Huruf A dimulai dari angka 0, dan seterusnya. Sekarang kita coba ubah huruf-huruf ini ke angka dulu,” ucap Aldi serius sembari menuliskan kode di depannya. EMZPDM (M).

“4, 12, 25, 15, 3, 12. Dan huruf terakhir yang ada ditanda kurung, huruf M ada di urutan ke 12. ” ucap Aldi selanjutnya.

“Huruf yang ditanda kurung itu merupakan kunci untuk pecahin kode ini. Yang artinya angka 12 itu kuncinya.”

ALFAREZ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang