𝕻𝖗𝖔𝖑𝖔𝖌

30.7K 1.9K 107
                                    

"hey Zargan, bukankah tempat ini seharusnya sebuah kekaisaran? Kenapa malah jadi lahan hangus seperti ini?" ucap seorang lelaki bersurai hitam bagai gelap malam.

"saya juga tidak tahu Yang Mulia, tidak mungkin ini karena perang. Mereka pasti diserang oleh makhluk kuat yang bisa menyemburkan api. Dan dalam hal itu, sepertinya..."

"naga" pemuda itu melanjutkan ucapan pelayannya.

Mereka datang ke tempat itu menggunakan sihir teleportasi, jadi wajar mereka terkejut jika kekaisaran yang terkenal aman damai sentausa itu malah menjadi lahan hangus.

Dari keadaannya, sepertinya naga yang menyerang tempat itu sangatlah kuat. "tapi bukankah semua naga sudah diburu sampai punah?" ucap pemuda berambut hitam tadi. Mereka kini berjalan beriringan menelusuri lahan hangus itu.

"saya rasa, tidak Yang Mulia" ucap pelayannya seraya menunjuk ke arah depan. Pemuda bersurai hitam yang tadi melihat ke kanan ke kiri kini memusatkan perhatiannya ke arah pelayannya menunjuk.

Matanya membulat tak percaya, "i-itu kan...!" serunya.

"benar Yang Mulia, naga emas terkuat, Flammedra. Eh? Y-Yang Mulia Azel! Anda ingin mendekatinya?!" ucap pelayannya panik saat tuannya tiba-tiba melangkah maju ke arah naga itu.

"ayo Zargan! Siapa tahu bisa kubawa pulang" seru pemuda yang disebut Azel itu terdengar antusias seraya berjalan cepat mendekati sang naga emas.

Zargan menghela nafasnya lelah. Tidak, dia mohon jangan lagi. Di kerajaan mereka sudah banyak memelihara makhluk aneh, jangan menambah naga juga. Zargan bisa pusing mengurusnya.

"Yang Mulia tunggu!" seru Zargan seraya berlari menyusul tuannya. Ah ia tidak akan bisa menolak jika tuannya sudah berkehendak.

~~//~~

"hiks...hiks..."

"psstt Yang Mulia, sebaiknya kita pulang saja. Sepertinya naga ini sedang tidak dalam keadan baik" ucap Zargan mencoba memersuasi tuannya. Namun sepertinya Azel tidak menghiraukan pelayannya.

"hey naga! Haloo~ kau bisa mendengarku?!" serunya di hadapan naga itu.

"hiks... Manusia...siapa kau?! Tunggu, kau mengerti ucapanku?!" tanya naga itu.

"tentu saja aku mengerti, aku ini hebat tau! Kenapa kau menangis? Lelaki itu harus kuat!" tanya Azel sedikit berteriak.

"hiks... Aku ini perempuan! Sudah, jangan ganggu aku, pergi sana!" seru naga itu.

"e-eh? Perempuan ya haha?" ucapnua tertawa canggung. "memangnya apa yang membuatmu menangis begitu?!" tanya Azel lagi.

"mereka... Mereka jahat! Hiks mereka mengabaikannya, mereka tidak pernah hiks memberi perhatian padanya, mereka membuangnya, mereka tidak pantas hidup!" seru naga itu marah.

Azel menatap naga itu dengan tatapan bingung seraya menggaruk kepalanya, "siapa yang kau bicarakan?" tanya Azel.

Naga itu tidak menjawab, ia mengangkat salah satu sayapnya dan nampak seorang gadis berambut pirang yang tidak sadarkan diri di bawah sana.

'cantik sekali...' batin Azel tanpa sadar. Surai pirang berkilauan bagai sutera emas, dagu lancip, hidung bangir, kulit seputih susu, tubuh- 'Azel kau bajingan, apa yang kau pikirkan?!' batinnya seraya menggeleng kuat. "siapa dia?" tanya Azel.

"puteri kekaisaran ini, Isandra Valerie de Eleino" jawab sang naga.

Azel menaikkan sebelah alisnya saat mendengar nama itu. Bukan karena ia mengenalnya, tapi anggota keluarga kekaisaran atau kerajaan seharusnya memiliki tiga nama, tidak termasuk nama keluarga mereka.

I'm More Than Just A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang