Angel kembali lagi di sini. Kamar kecil yang selalu ia gunakan untuk menumpahkan emosi, satu - satunya tempat di mana ia memperdengarkan isak tangis. Kamar berukuran kecil berdinding putih usang yang hanya terisi dengan kasur lapuk dan meja belajar kecil. Angel tersenyum menatap selimut yang ia bawa tadi. Menaruhnya dengan rapih di atas ranjang. Setidaknya ada sesuatu yang membuatnya nyaman kali ini. Meskipun sudah pudar, selimutnya masih memberikan keharuman yang membuat Angel tenang. Angel merapikan selimut tebal yang satu - satunya ia miliki lalu beranjak dengan perlahan menuju meja belajar yang terisi berbagai buku pelajaran. Angel mengalihkan tatapannya, melihat ke arah kalender yang tergantung di atas meja belajar.
Agustus
Tiga bulan lagi menuju ulang tahunnya yang ke-17. Tepatnya tanggal 9 November. Tidak ada semangat lagi untuk Angel merayakan ulang tahunnya. Setiap tahunnya, pasti ia akan merayakannya sendiri. Hanya satu bungkus kukis yang ia beli dengan harga promo di minimarket yang menjadi temannya pada setiap hari ulang tahunnya. Bahkan Angel mengingat ia belum mempunyai ID Card sampai ia meninggal di kehidupan lalu. Hal resmi yang terakhir ia ingat adalah perpindahan nama kepemilikan warisan yang ia lakukan untuk keluarganya dan seorang pria b*j*ngan yang pernah ia cintai. Itu pun terpaksa ia lakukan secara illegal karena keterbatasan identitas yang ia alami.
Di kehidupan pertama, Angel sempat menemukan bukti kelicikan yang dilakukan Deshire. Betapa bahagianya ia saat itu dan berencana membuka kelicikan kakak angkatnya saat hari ulang tahunnya. Hitung - hitung sebagai salah satu hadiah terindah dalam 18 tahun ia hidup. Namun, beberapa hari sebelum hari ulang tahunnya, Deshire menangkapnya sedang menyusun bukti. Saat itu memang Deshire hanya berlalu pergi dengan kemarahan. Namun Angel yakin, gadis licik itu sedang merencanakan sesuatu dalam otak ularnya. Untuk berjaga - jaga jika saja rencananya tak berhasil, perpindahan nama kepemilikan warisan pun ia lakukan. Benar saja, rencananya tidak berhasil. Dirinya meninggal tepat di hari ulang tahunnya. Rencana busuk Deshire yang berhasil. Permohonan terakhirnya pada semesta adalah keluarganya menyadari kelicikan Deshire dan sempat menyelamatkan diri mereka dari ular berbisa itu.
Belum ia menyampaikan permohonannya, semesta sudah mengembalikannya ke dunia ini. Bahkan ia tidak tahu akhir cerita dari keluarganya bagaimana. Angel menghela nafas, menghilangkan kesan nostalgia yang ia ciptakan tadi. Dengan perlahan ia duduk di atas kursi kayu yang sudah lapuk dan merobek selembar kertas kosong dari buku pelajarannya.
Rencana Kehidupan Kedua
1. Kerja, mencari uang yang banyak lalu pergi dari rumah ini.
2. Tidak ikut campur dalam alur yang sudah terjadi.
3. Mengganti nama kepemilikan warisan satu tahun lagi.
4. Jangan dekati Keluarga Stanley dan Theodore!
5. Berbahagialah tanpa mereka di kehidupan kedua!
Angel membaca ulang tulisannya. Rencana terakhir terlalu menghayal ia rasa. Namun, itu sebabnya itu menjadi rencana terakhirnya. Rencana utama di kehidupan ini adalah mencari uang dengan tujuan meninggalkan rumah mewah yang seperti nereka ini baginya. Angel berharap semesta kali ini berpihak padanya.
Tok tok tok
"Angel," suara pintu diketuk serta suara sang kakak kembarnya bersahutan. Angel mengehela nafasnya malas. Apa kakaknya itu tidak bisa menunggu untuk memarahinya? Tidak bisakah nanti saja? Saat ayah dan ibunya telah pulang dari perjalanan bisnis mereka. Lagipula Angel sudah meminta maaf. Ah! Ia lupa, Deshire akan selalu dibela.
"Angel," tak mendapat jawaban bukan membuat Aston mundur. Pintu kamar Angel yang sudah lapuk itu terus diketuk dengan keras. Suara ketukannya mengencang setiap detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel
Teen FictionTentang Angel, si gadis malang yang mengulang hidup tanpa ingin mengulang kesalahan. Tentang tokoh lain dalam cerita yang ingin memperbaiki kesalahan mereka. Seluruh tokoh dikembalikan untuk menjalankan kehidupan kedua dengan tujuan yang sama namun...