22

9K 881 86
                                    

Surrsurrupriss!! Hayolo Double Up! 

Sebenernya ngga ada rencana double up, cuman setelah nulis ini kayaknya part ini lebih enak dibaca malem - malem. Apalagi malam minggu para jomblo (( canda )).. 
Selamat membaca yaa.. Jangan lupa play lagu di mulmed, apalagi di bagian akhir.. hihi

Angel duduk memilin merasa gugup duduk di bawah pendingin ruangan yang membawa angin sejuk. Ia saat ini berada di dalam sebuah kedai yang menjual kopi, duduk berdua dengan seorang yang tadi mengangkatnya saat terjatuh. Angel tidak berani menatap kedua mata orang tersebut merasa malu.

"Angkatlah tatapanmu, jangan malu. Kau manusia, wajar ditemukan saat menangis," ucap seorang tersebut sembari menyesap kopi. Angel sedikit tersenyum miring mendengarnya, ia berdecih pelan.

"Manusia? Kapan terakhir kali aku dianggap seperti itu? Tidak pernah sepertinya," Angel bergumam namun terdengar oleh seseorang yang saat ini duduk bersamanya. Helaan nafas berat terdengar dari lawan bicaranya.

"Bisakah kau jelaskan mengapa kau menangis tadi?" Angel mengangkat alis, tatapannya masih rendah mengarah ke arah kedua tangan yang berada di pangkuan.

"Apa kau peduli? Atau hanya penasaran?" cangkir kopi yang terbuat dari keramik berdenting karena bersentuhan dengan meja. Angel terkejut karena suaranya yang cukup keras.

"Mengapa kau begitu bersikap defensive? Tentu aku peduli dengan seorang perempuan yang menangis di bawah sinar mentari, apa kau tidak percaya?" Angel menghela nafas merasakan dirinya terlalu paranoid. Terlalu lama berteman dengan rasa kecewa membuatnya ragu akan rasa percaya.

Rasanya begitu asing melihat ada seseorang yang benar - benar peduli kepadanya, terlebih orang tersebut adalah, "Stefanus, setelah apa yang kau lakukan padaku, bagaimana aku bisa langsung percaya?"

Stefanus Narendra, pemuda yang tadi pagi mendorongnya untuk jatuh, kini membantunya untuk bangkit. Angel tidak bisa berpikir dengan benar dengan fakta tersebut.

Stefanus mengehela nafasnya, "Aku jahat, aku tahu tapi aku memiliki rasa kemanusiaan, tidak mungkin aku meninggalkanmu duduk terbakar di atas trotoar. Kau berharap tangismu bisa menyejukkan sinar mentari?"

Stefanus ini berniat baik atau buruk? Cara bicaranya masih terdengar arogan. Tetapi ini membuat Angel sedikit lega karena ada satu hal yang sama dengan kehidupan dahulu. Meskipun aneh rasanya melihat lawan bicaranya ini melakukan tindakan bernama menolong.

"Aku mendengar semuanya tadi," Angel kali ini mengangkat pandangan melihat Stefanus yang berbeda. Stefanus menatapnya prihatin dan kedua matanya terlihat sedih, Angel diam - diam memutar bola matanya. Belum sedetik Angel lega, ia sudah disambut perbedaan lagi.

"Ternyata hidupnu sangat buruk dan tidak beruntung ya?" pertanyaan retroris dari Stefanus dapat membuat Angel terkekeh rendah. Gadis itu menyetujui perkataan lawan bicaranya, Stefanus tanpa rasa bersalah menatap Angel tepat di matanya.

"Ternyata hidupmu lebih buruk dari aku," Angel menatap Stefanus mengangkat alis.

"Hidupmu buruk?" Stefanus mengangguk mengangkat cangkir kopinya lagi. Pria itu beberapa kali menyesap minuman berkafein dalam cangkir di genggamannya sebelum membuka suara.

"Percaya atau tidak, keluarga Narendra bukanlah keluargaku yang asli," Angel membenarkan posisi duduknya tanda ia siap mendengarkan.

Sebelum kita masuk ke dalam cerita Stefan, mari berkenalan dengan keluarga Narendra. Nama keluarga yang cukup dikenal banyak orang, pemilik salah satu pusat perbelanjaan di tengah kota yang saat ini sedang mengusahakan berbagai cabang baru di seluruh dunia. Pusat perbelanjaan mewah tempat di mana orang - orang yang memiliki uang berlebih mendapatkan barang - barang bergengsi. Selain itu, keluarga Narendra juga memiliki perusahaan besar yang bergerak di bidang pariwisata, pemilik beberapa kapal persiar mewah yang izin beroprasinya masih aktif dan sedang mengapung di atas laut. Angel ingat, salah satu dari beberapa kapal itu dirumorkan tertulis nama Stefanus sebagai pemilik.

AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang