29

6.9K 722 38
                                    

Selamat hari minggu dan selamat membaca <3

Angel tidak pernah tahu bersosialisasi bisa begitu melelahkan. Energinya seperti terkuras habis sehingga selama pelajaran ia hanya bisa memandang kosong papan tulis penuh coretan berharap hal tersebut bisa memulihkan energinya lagi.

Meskipun lelah, sosialisasi kali ini tidak membuat Angel begitu tertekan. Tidak seperti ketika ia melihat keluarga Stanley yang berusaha dekat, untuk kali ini secara jujur Angel cukup menikmatinya. Kelompok perundung itu ternyata tidak seburuk dahulu, dan bahkan Queen dan Key yang kelasnya berada di lantai yang sama mengantar Angel dahulu sampai ia benar - benar duduk dengan aman di kelas. Entah apa yang terjadi dahulu sehingga mereka bisa terlihat begitu bengis. 

Apakah karena dahulu semua orang Angel anggap orang jahat?

Masih banyak pertanyaan di kepalanya. Namun entah mengapa kelahiran kedua masih terlalu jauh dari opsi mengapa perubahan ini ia rasakan. Sekali lagi, tokoh mereka tidak begitu penting, bahkan Angel dahulu tidak mengingat nama mereka. Pasti ada alasan lain mengapa mereka menjelaskan bahwa perundungan mereka hanyalah sebuah peran namun mereka mengambilnya terlalu serius. Tetapi Angel tidak bisa menemukannya. 

Angel setuju dengan perkataan Stefanus tempo hari. Mungkin ia boleh meminta pegangan pada seseorang. Angel hanya berkata pada dirinya agar tidak berpegangan terlalu erat sehingga bisa melepaskannya kapan saja begitu merasa kecewa. 

kring.. kring.. kring..

Angel tersentak dari lamunannya ketika bel tanda pulang sekolah berdenting. Papan tulis yang tadi penuh dengan coretan kini mulai kosong karena sang guru mulai menggunakan penghapus. Angel menampar dirinya sendiri berusaha kembali pada kenyataan.

"Sampai ketemu besok," setelah berucap seperti itu, guru yang tadi mengajar berjalan meninggalkan kelas. Angel menatap halaman buku tulis yang kosong dengan malas, ia bingung akan meminjam catatan kepada siapa untuk belajar saat ulangan. Malas memikirkan itu lebih jauh, Angel segera merapikan meja miliknya dan menunggu kelas yang akan kosong. 

"Angela!" panggilan dengan nada yang begitu bersemangat membuat Angel lagi - lagi memutar bola mata tanpa ada minat untuk melihat ke arah sumber suara. 

"Angela! Kita bertemu lagi, aku sangat merindukanmu," pemilik suara tadi sudah sampai di hadapan Angel sedetik kemudian. Theodore Wyatt, pria itu dengan agresif menggenggam telapak tangan Angel sembari tersenyum lebar. Angel tidak bisa menahan alisnya agar tidak beradu satu sama lain. 

"Kita terakhir bertemu.. seperti.. kemarin?" Angel berucap sembari berusaha melepaskan tangannya.

"Tapi untukmu, aku akan merindu bahkan untuk sedetik saja," ucap Theo sebelum tangan Angel benar - benar lepas darinya. Angel hanya bisa tercengang dengan mulut manis yang Angel tidak pernah tahu bahwa Theo punya. 

"Hehe.." Theo dengan canggung menggaruk tengkuknya sendiri karena ekspresi dari Angel yang merespon ucapannya tidak terlihat terkesan dan malah buruk. Bibir Angel yang sudutnya turun ke bawah membuat Theo berdiri tidak enak di tempatnya. 

"Angela.." panggilan dengan nada centil membuat Angel menghela nafas lega di tengah kecangungan. Berbeda dengan Theo yang bukannya bersyukur karena kecanggunan yang hilang, tetapi menatap tajam pemilik suara centil yang menganggu waktunya dengan sang gadis. 

"Key," jawab Angel sedikit tersenyum membuat tatapan tajam Theo berubah menjadi tatapan terkejutnya karena pertama kali melihat senyum kecil gadis itu setelah sekian lama. Mungkin bisa dibilang ini adalah senyum pertama Angel yang Theo lihat di kehidupan kedua. 

"Ouh, pangeran es juga di sini, selamat siang Yang Mulia," Key berjalan menghampiri dan ketika beberapa langkah lagi sampai, gadis itu mengangkat ujung roknya dan membuat pose menunduk. Angel terkekeh melihat perilaku aneh dari gadis bermata anjing itu. Kekehan Angel membuat mulut Theo terbuka lebar.  

AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang