20

10.4K 894 60
                                    

Hayoo.. tadi siapa yang minta up?? Aku seperti Ginie, kukabulkan permintaan kalian..
Selamat membaca!!

Bel istirahat berbunyi. Katty dan Olivia segera berdiri dari posisi mereka lalu menyenggol Theo yang terlihat tak fokus, menyuruh lelaki itu bangkit berdiri juga. Theo menatap mereka berdua tanpa niat mengangkat tubuhnya sendiri agar berada di tinggi yang setara denga kedua siswi tersebut. Olivia dan Katty memandang satu sama lain dengan bingung. 

"Kau tidak mau bangun? Sudah istirahat, segeralah ke kantin, sebentar lagi akan ramai," Olivia menunduk untuk menepuk pundak Theo lagi. 

"Kau ingin ikut kami? Kasihan sekali seperti pengemis duduk di sini," Katty secara frontal menghina Theo. Harusnya yang dihina merasa marah atau tersinggung tetapi Theo sedang tidak berpikir dengan benar, ia tidak bereaksi apapun. 

"Aku duluan," Theo segera berdiri membuat Olivia dan Katty tersentak dan mundur satu langkah ke belakang. 

"Hey! Tunggu dulu!" Olivia menarik tangan Theo yang akan meninggalkan kelas melewati pintu belakang. 

"Kau tidak mendengar semua ini dari kami! Jika kau menyebarkan ini semua kau akan kusiram cream soup panas tepat di barangmu!" Olivia menunjuk celana Theo sembari menatapnya tajam. Theo bergidik sendiri mendengarnya, kemudian ia mengangguk dan melepaskan genggaman tangan Olivia dan melanjutkan tujuannya untuk pergi ke luar kelas. 

"Anak baru memang tidak sopan!" Katty mencibir, menatap punggung Theo yang semakin cepat menghilang dari pandangan. Olivia mengangguk setuju, Theo tidak bisa menampilkan kesan pertama yang baik kepada mereka. 

.

.

Theo berlari cepat menuju ruang kelasnya. Ia juga tidak tahu tujuannya apa saat ini selain untuk memastikan kata menyerah yang tadi disebutkan oleh Katty. Theo berlari menuju kelas Angel yang berada di lantai yang sama dengan kelasnya. Tak jauh tetapi karena bel baru saja berbunyi kondisi koridor yang ia lewati sangat ramai, Theo terhambat oleh para murid yang berbondong - bondong berjalan lawan arah untuk menuju ke kantin. Theo mengumpat pelan setiap kakinya terinjak oleh kaki siswa lain, atau ketika wajahnya terkena kibasan rambut seorang siswi. 

"Mengesalkan!" Theo mengusap wajahnya kasar setelah memutuskan untuk menepi menunggu koridor kosong. Hanya menunggu beberapa menit setelah koridor mulai lenggang digantikan dengan ramainya antrian lift ataupun tangga. 

Theo mulai melangkahkan kakinya kembali untuk menuju ruang kelas Angel yang berada beberapa meter dari ruang kelasnya. Ruang kelas mereka bertemu ujung, Theo berada di ujung barat dan Angel yang berada di ujung timur. Tidak terlalu jauh tetapi tidak dekat juga, setidaknya 3 menit dengan berlari dan tidak ada keramaian. 

Tetapi berkat ramainya murid yang ingin pergi ke kantin tadi, Theo sampai di kelas Angel 9 menit setelah bel berbunyi. Kelas Angel sudah mulai kosong, hanya terdapat beberapa siswa - siswi yang memang lebih menyukai menghabiskan waktu istirahat di kelas mereka. Pandangan Theo menuju ke arah belakang ruang kelas tersebut, senyumnya timbul ketika melihat gadis yang ia cari - cari duduk manis di sana sedang mengobrol dengan seorang siswa. Namun, sudut bibirnya turun melihat lawan bicara Angel.

Aston berdiri di sana, mereka sepertinya tidak mengobrol. Theo baru menyadarinya sekarang, Angel tidak membuka mulut dan hanya menatap lawan bicaranya. Tangan Aston memegang sebuah tas bekal yang dominan berwarna ungu dengan seorang putri animasi tercetak di tengah tas tersebut. Oh.. tempat bekal Sofia yang terkenal itu.

"Angel!" Theo bisa melihat kedua bola mata indah milik gadisnya yang berputar ketika melihatnya. Theo merasa sakit hati, mengapa Angel memutar matanya? Mengapa Angel tidak menampilkan ketertarikan saat ini? Mengapa? 

AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang