Sursurupis.. Selamat membaca!
Angel meremas tas bekal yang sudah kembali di tangannya. Saat ini ia didudukkan di tengah - tengah orang asing ini, sembari menikmati tatapan yang seakan mengulitinya. Pelaku yang seharusnya bertanggung jawab karena telah membawanya ke kondisi ini malah berlalu pergi menuju kios - kios berjualan di kantin ini.
Saat ini Angel hanya bisa berpasrah dengan teman - teman Stefanus, entah apa yang akan terjadi dengannya ke depan. Mungkin buruk mungkin tidak, tetapi saat ini perasaan Angel lebih condong ke arah buruknya.
"Apa yang membawamu ke sini?" salah seorang teman Stefanus memutus tatapan yang menguliti dan membuka suara. Teman Stefanus ini seorang pria, ia tidak terlalu ingat, mungkinkah pria ini yang memainkan rambutnya saat itu? Angel bergerak menyentuh rambutnya dengan tak nyaman.
"Jangan terlalu kasar padanya," seorang teman wanita dari Stefanus berbicara, untuk yang ini Angel sedikit mengingatnya. Wanita dengan mata anak anjing yang menawan, namun ucapan dari wanita ini sedikit membingungkan. Bukankah wanita mata anak anjing ini yang pertama kali membuka suara setiap kali mereka merundungnya?
"Tidak, aku hanya bingung saja mengapa anak kelinci ini bisa tersasar ke sini? Hey, anak kelinci, asal kau tahu, kau menginjak tempat yang salah. Di sini penuh dengan macan dan buaya kau bisa diterkam dalam satu gerakan," pria yang tadi awal membuka suara menggunakan telapak tangannya untuk mencubit pipi Angel. Pipinya yang tidak berisi membuat Angel meringis merasa tulang wajahnya yang ikut terkena cubitan.
"Eih, kau ini mencubit apa Allen? Pipinya tidak nampak," ucap seorang wanita yang duduk tepat di hadapan Angel. Di antara teman - teman Stefanus yang lain, wanita ini yang paling membekas di ingatan Angel. Terlebih melihat sepatu mahal yang wanita itu gunakan, sepatu yang membuat tulang frakturnya berdenyut lebih kencang.
Allen, yang tadi namanya disebutkan mencebik dan menurunkan tangannya dari Angel. Sebagai permulaan, Angel sudah mengetahui salah satu nama dari 'minions' Stefanus. Allen, salam kenal!
"Queen, apa yang dikatakan Allen ada benarnya. Lihatlah wajahnya sangat kebingungan di sini, kelinci kecil, ada yang kau cari?" wanita mata anak anjing yang duduk di sebelahnya membuka suara membuat Angel bertanya - tanya siapa 'Queen' itu. Apakah itu nama panggilan seperti jabatan atau nama asli?
"Key, kau ini jangan semakin menakutinya," wanita bersepatu mahal menjawab ucapan wanita mata anak anjing. Mungkinkah 'Queen' merupakan namanya? Atau mungkin ia hanya menyahut saja ucapan dari wanita mata anak anjing yang tadi diketahui namanya Key.
"Stefan membawamu kemari?" seorang pemuda yang sedari tadi diam duduk di sebelah wanita yang Angel prediksi bernama 'Queen,' membuka suara. Angel mengangguk membenarkan ucapan pemuda itu. Angel sedikit mengernyit melihat pemuda itu yang mengalungkan tangan mengitari tubuh Queen.
"Sayang, kau berkata Key menakutiya tetapi sepertinya kau yang paling ditakuti olehnya," ucap pemuda tadi dengan begitu intim dan mencolek dagu Queen. Angel mengulum bibirnya merasa ada sesuatu di antara kedua orang itu.
"Benar Leo! Aku tidak melakukan apapun, gadismu itu menyalahkanku!" Key merengek kesal sembari mencemberutkan bibirnya. Angel ingin terkekeh melihat ekspresi aneh dari gadis itu tetapi ia tidak begitu berani. Jadi ia hanya mengepalkan tangan di bawah meja berharap tawanya tidak keluar.
"Hey, jangan begitu kepadaku! Kelinci kecil, kau takut padaku?" Queen bertanya seperti mencari kepastian dari posisi yang memojokkannya. Tetapi tunggu, mengapa ia menjadi 'kelinci kecil?'
"Masih ditanya," kali ini Allen yang duduk di sebelah kirinya mencibir. Angel duduk diapit oleh Allen dan Key.
"Ouh, kelinci kecil takut kepadaku? Mengapa? Karena aku menginjakmu? Maaf soal itu aku terlalu terbawa peran," wajah Queen dibuat sedih namun itu tidak mengangganggu Angel. Hal yang menganggu ialah ucapan dari wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel
Teen FictionTentang Angel, si gadis malang yang mengulang hidup tanpa ingin mengulang kesalahan. Tentang tokoh lain dalam cerita yang ingin memperbaiki kesalahan mereka. Seluruh tokoh dikembalikan untuk menjalankan kehidupan kedua dengan tujuan yang sama namun...