31

6.5K 650 34
                                    

Selamat membacaa <3

Hasil rontgen milik Angel sudah berada di tangan Aston, kini ketiga manusia dengan wajah serupa itu sedang menaiki kendaraan mewah beroda empat milik Anthony ingin meninggalkan rumah sakit. Angel tidak tahu bagaimana nasib kendaraan roda dua milik Aston, mungkin ditinggal di sekolahnya?

"Angel karena kau sudah melewati pemeriksaan hari ini, apakah kau ingin hadiah?" Anthony menatap Angel yang duduk di kursi penumpang bagian belakang. Angel mengernyit, ia bukan anak kecil yang harus diiming - imingi hadiah hanya untuk pergi ke dokter. 

"Aku ingin pulang," Anthony menurunkan sudut bibirnya dengan jawaban tak acuh dari Angel. Sedangkan gadis yang membawa turun sudut bibir itu hanya memejamkan mata dan menyamankan posisinya. 

"Hmm... Bagaimana dengan restoran yang baru saja buka di dekat sini? Aku dengar - dengar dia menyajikan banyak menu mewah, mungkin kau akan menyukainya Angel," Aston berusaha membantu sang Ayah namun Angel membuka mata hanya untuk menggeleng. 

"Aku ingin pulang, sekarang," Angel menegaskan keinginannya. Aston dan Anthony saling menatap dan terlihat berpikir. 

"Angel ingat kata dokter Timmy? Kau harus makan yang banyak agar cepat sembuh," Aston tersenyum seperti berkata terhadap anak kecil. Angel tak suka diperlakukan seperti itu. 

"Aku hanya butuh gizi, bukan makanan mewah," ucap Angel membuat Aston membisu. Angel menatap kedua orang itu lagi sebelum memalingkan wajah menatap jendela mobil yang menampilkan pemandangan tempat parkir yang membosankan. 

"Aku ingin pulang, kumohon," ucap Angel tanpa menatap kedua orang tersebut. 

"Ah, Aston jangan memaksa adikmu, baiklah Ayah akan menjalankan mobil untuk pulang. Aston, minta ibumu untuk menyiapkan makanan agar adik bungsu bisa segera mengisi perut ketika sampai," ucap Anthony sembari memutar kunci mobil untuk menyalakannya. Aston mengangguk - angguk dan mengutak - atik ponselnya. 

"Kita akan pulang ya Angel, jangan memperburuk suasana hatimu dengan perkataan kami," ucap Anthony membujuk tanpa dihiraukan oleh Angel.

.

.

Angel memasuki mansion ini dengan tangan yang hanya memegang tongkat. Aston bersikeras untuk membawa hasil rontgen milik Angel dengan alasan tidak ingin melelahkan gadis itu. Angel yang sedang tidak ingin berdebat hanya membiarkan dan melewatinya saja. 

"Hey! Bagaimana pemeriksaannya?" sambutan pertama diterima Angel dari sang Ibu. Dengan tangan yang basah, Adeline menghampiri sang putri yang masih mengenakan seragam sekolah. Tangan Adeline bergerak naik turun secara cepat untuk menghilangkan akses air sebelum berpindah menuju bahu sempit sang putri. 

"Berjalan baik, Angel harus pergi kontrol lagi dalam waktu dekat dengan hasil rontgen," Anthony menjawab sang istri mengetahui Angel yang tak akan membuka suara. Adeline tersenyum menatap sang suami dan memberikan ciuman selamat datang. 

"Benar, tadi adik hanya mengganti perban saja namun ia tidak bisa melepas tongkat dahulu. Ia harus makan yang banyak agar cepat sembuh," dengan gaya sok akrab, Aston yang baru saja selesai melepaskan sepatu bergerak merangkul sang adik. 

Adeline tersenyum tidak melihat ekspresi tak enak yang ditunjukkan oleh Angel, wanita yang berstatus Ibu itu mengusak pelan rambut putrinya dan berkata, "Tenang saja sayang, Ibu sudah masak banyak hari ini. Kau bisa makan dan langsung beristirahat." 

"Ayah.. Aston.. kalian habis pergi?" sesudah Adeline berucap seperti itu, seseorang yang tidak diundang mengeluarkan suara dari pintu utama. Tatapan seluruh manusia yang berada di sana kini mengarah kepada sumber suara. Di sana berdiri Deshire, wajahnya sungguh jelek dengan keringat bercucuran dan juga lutut yang sedikit ditekuk. Kaki gadis itu terlihat memerah dan juga seragamnya kusut. 

"Aku menunggu kalian lama sekali di sekolah," Deshire berucap dengan nada sedih bercampur kesal, Angel menahan tawanya melihat penampilan anak sempurna itu tak berbeda jauh dengan dirinya. Hanya saja Deshire masih terlihat seperti angsa putih yang terkena lumpur, meski bulu putihnya ternoda, ia masih terlihat baik - baik saja hanya menunggu dibersihkan maka ia bisa berenang lagi di danau dan memikat banyak mata. Mungkinkah karena anak itu sudah mendapat perawatan sejak dini sehingga bulunya itu rentan dengan keburukan? 

"Mengapa kau menunggu kami? Apakah kami berkata akan menjemputmu?" Aston berucap sinis. Deshire terlihat mengenggam rok sekolahnya dengan erat, tatapan matanya mengarah kepada kakinya yang memerah, alisnya terlihat bergetar. 

"Buktinya kamu sampai di sini dengan selamat dengan berjalan kaki, mengapa harus menunggu kami?" Aston melipat tangannya sendiri memberikan kesan superior kepada putri palsu. Angel hanya berdiri menikmati drama yang satu ini. Lagi pula ia tidak bisa pergi dengan tangan Adeline yang tak lepas dari pundaknya. 

"Tapi.. Tapi.. Aku.. Bukankah aku mendapat.." Deshire tak yakin dalam ucapannya, dalam setiap jeda Angel menaikkan alisnya sendiri merasa gemas dengan kata - kata yang tak terucap.

"Kamu biasa dijemput," Angel berinisiatif membantu 'kakak'nya itu. Angel tersenyum dengan inisiatifnya setelah melihat wajah Deshire yang mendongak. 

"Ayah dan Aston mengapa kalian tidak menjemput kakak dan mengantarnya hingga ke rumah? Kakak pasti lelah menunggu di sekolah, mengapa kalian mempedulikan putri rendahan ini?" entah dari mana kata - kata tersebut keluar dari bibir Angel. Bahkan dirinya sendiri tidak percaya. Kata - kata tersebut membuat Anthony terlihat marah di tempatnya. 

"Kau harus bisa mandiri! Kau terlalu merasakan enak hingga lupa susah! Kau tidak tahu malu seseorang yang lebih muda bisa berjalan tanpa lelah dari sekolah hingga ke rumahnya!" Anthony menghentikkan ucapannya sebentar untuk menunjuk kepada Angel. 

'Ini bukan rumahku,' Angel melanjutkan dalam hati. 

"Kau hanya berjalan dan saat ini sudah mengeluh! Putri asli bahkan lebih mandiri dibandingkan kau!" 

"Ayah!" Deshire terkejut dengan ucapan ayahnya itu. Meskipun ia tidak pernah tulus selama ini, entah mengapa hatinya merasakan sakit. Matanya berkaca - kaca memandang sang Ayah tidak percaya. 

"Mengapa? Memang benar kau anak palsu yang selalu menghalangi kami memerhatikan putri kami! Anak palsu tidak tahu diri!" Angel ternganga merasa ucapan Anthony begitu lepas kendali. Kepala Angel mulai berputar, berbagai memori yang berusaha ia kubur kini menguak kembali. Kehidupan pertama mulai menganggu. 

Angel mulai mengingat makian demi makian yang ditujukan untuknya. Badannya bergetar meriang, tangannya mulai berkeringat. Hinaan demi hinaan masih dilontarkan Anthony untuk Deshire. Anak palsu itu sudah terlihat menangis dan berteriak berkata bahwa pria itu jahat, Angel ingin menutup telinga tetapi tangannya tertahan. Nafasnya sedikit berat, Angel seperti melihat dirinya sendiri yang menangis terduduk, berpasrah pada rasa sakit pada raga orang lain. 

"Anthony!" Adeline merasa rangkulannya sudah tidak enak berteriak menghentikan suaminya. 

"Putrimu lapar, cepat hentikan ini dan biarkan anak ini makan. Aku tidak ingin ia memakan makanan dingin," Adeline menatap tajam Anthony sembari meminta Aston untuk membawa Angel menuju ruang makan

"Dan kau yang telah membuat Ayah sangat marah. Merenung di kamarmu dan jangan keluar untuk makan sampai kau tahu kesalahanmu, lakukan sekarang!" Adeline hanya berucap seperti itu sebelum berbalik menyusul kedua anaknya. Setelahnya Anthony menunggu Deshire benar - benar mengunci diri sebelum menyusul ketiga orang tadi. 

"AAARRRGGH!" Deshire membanting tas sekolahnya ke lantai kamar, matanya berapi - api dan wajahnya memerah. 

"Kenapa semuanya seperti ini?!" Deshire menjambak dirinya sendiri. Ia berteriak kesal, sesuatu seperti memberatkan kepalanya. Ia menatap kaca yang menampilkan bayangan dirinya.

"Kakiku sakit, dan badanku lengket!" anak itu merengek tak menyukai penampilannya saat ini. Tangannya sesekali menampar dirinya sendiri berusaha membuatnya kembali terlihat seperti angsa putih bersih. 

"Kalian semua terlalu ikut campur dan menghalangiku! Aku harus membuat rencana ulang!"

Aaaaa... halooo... ((sedang merenung memikirkan apa yang aku tulis))
Jujurly, aku kurang suka penulisan aku di beberapa part terakhir, tapi otakku terlalu mumet untuk mengganti semuanyaa huhu T-T Mon maap yaa semuanyaa..

Makasih sudah baca part ini, sekali lagi maaf atas segala kekurangan yang ada <3
Boleeeh yaa.. minta vote dan komennya..
Ketemu lagi Sabtu!

AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang