06

20.4K 1.7K 81
                                    

Happy Reading..

Anthony merendahkan diri di hadapan semesta penentu cerita untuk mengulang kembali alur cerita keluarganya. Penyesalan yang begitu mendalam menjadi alasan ia memohon dengan sungguh kepada semesta. Anthony tak henti berucap syukur saat ia membuka mata, ia sedang berada di kamar hotel mewah dengan tulisan 2018 besar yang tergantung di salah satu sudut ruangan.

Saat Anthony membuka mata ia disajikan pemandangan istrinya yang menangis sembari menatap kalender yang tertera di layar telepon genggam wanita itu.

"Adeline," Anthony dengan suara serak khas orang bangun tidur memanggil istrinya.

"Waktu, waktu terulang," Adeline terisak memeluk selimut putih yang menutup tubuh mereka. Anthony mengangguk mengusap rambut istrinya.

"Kita perbaiki alurnya, kita beri kebahagiaan untuk Angel," ucap Anthony yang diangguki oleh Adeline.

"Aku akan menelepon," Adeline mengotak - atik telepon genggamnya sedangkan Anthony mengusap wajahnya kasar, membangunkan dirinya, berusaha mengingat alur cerita yang sedang ia jalani sekarang.

"Aku tidak mempunyai nomornya," nada Adeline terdengar frustasi. Ia masih mengotak - atik buku kontak pada telepon genggamnya.

"Telepon kakaknya," ucap Anthony sembari mencari keberadaan telepon genggamnya. Ah! Di kabinet.

"Deshire?" nama yang Adeline ucapkan membuat tangan Anthony yang sedang mengambil teleponnya itu mengepal. Kemarahan begitu memuncak dalam dirinya mendengar nama seseorang yang pernah menjadi putrinya juga.

Ya, pernah.

Anthony tidak sudi menerima kehadiran gadis licik itu sebagai peganti putri aslinya.

"Aston," ucap Anthony singkat sembari ia pun mengotak - atik buku kontak dalam ponselnya. Siapa tahu, ia sempat menyimpan nomor anaknya itu.

Menyadari perubahan emosi yang diperlihatkan suaminya, Adeline segera menekan nomor Aston lalu menunggu selama tiga deringan sebelum putranya itu mengangkat.

"Aston!" entah mengapa Adeline dengan panik memanggil putranya itu.

"Halo ibu?" suara putranya itu terdengar di seberang sana.

"Di mana adikmu Aston?" Adeline tidak berbicara sepatah dua patah lagi dan langsung menanyakan kabar Angela.

"Ya?" Ah! Adeline melupakan fakta Aston menjadi orang yang sangat membenci Angel saat alur ini berlangsung. Meski Aston yang paling terpuruk setelah sang Ayah, mereka tidak tahu apakah semesta memberi kesempatan yang sama kepada Aston.

"Adikmu, bagaimana dia?" Adeline mulai menangis lagi.

"Deshire?" Ah benar, Adeline hanya menanyakan Deshire selama ini.

Bagaimana kakak angkat putranya itu menjalani hari?

Apakah ia baik - baik saja?

Nama Angel tidak pernah ia sebut kecuali ketika Deshire mengadu tentang 'kenakalan' gadis malang itu. Hati Adeline menjadi sakit dibuatnya, terlebih setelah mengetahui kebusukan Deshire di akhir cerita lalu. Ia menjadi mempertanyakan 'kenakalan' yang Deshire adukan kepadanya. Apakah Angel benar - benar melakukan itu?

"Adikmu hanya satu Aston, apa ia baik - baik saja,"

"Adik?"

AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang