25

8.4K 825 37
                                    

Selamat hari minggu dan selamat membaca <3

Berjaga - jaga, pagi ini Angel bangun awal sekali untuk berangkat ke sekolah. Angel baru saja mencuci rambut kemarin sore sehingga rambutnya dibiarkan kering dan jatuh di bahu. Angel menyiapkan beberapa karet yang dapat ia temui berjaga - jaga jika saja di sekolah ia kepanasan. 

Jam masih menunjukkan pukul 06.00 di pagi hari, matahari masih memancarkan sinar hangat, dan orang - orang di sini belum menunjukkan batang hidung mereka. Namun Angel sudah siap dengan tas yang ia jinjing dan tongkat yang setia menemani. Perlahan dan tanpa membuat suara ia berhasil keluar dari mansion ini. 

Dengan bahagia, Angel membawa langkah kakinya untuk menghirup udara segar minim polutan di pagi hari. Angel tersenyum merasakan angin yang sejuk namun kulitnya hangat karena mentari. Setelah beberapa hari di kehidupan kedua ini, pagi ini membuat suasana hati Angel lebih ringan. Dengan suara burung berkicau di atasnya, Angel mengabaikan masalahnya untuk sementara. Sepertinya Angel akan berusaha bangun pagi setelah ini. 

Angel berjalan dan berjalan hingga gerbang sekolahnya sudah ada di depan mata. Langkahnya masih stabil tidak memelan ataupun menjadi cepat. Saat ini masih jarang terlihat siswa maupun siswi yang melewati gerbang itu. Angel hanya melihat satpam sekolahnya yang sedang mengelap beberapa bagian pagar besar yang Angel yakin berdebu itu.  

"Pagi," Angel memutuskan untuk menyapa karena tubuh bapak satpam yang menutupi bagian gerbang yang baru dibuka sedikit. Satpam tersebut terlihat melompat kaget sebelum tersenyum malu dan mempersilahkan Angel untuk masuk. 

"Terima kasih," ucap Angel dan melangkah masuk. Angel berpikir, apakah dirinya pertama di antara para siswa? Lihat bahkan lift di tengah gedung masih kosong, Angel ingin untuk segera membereskan loker dan menggunakan lift itu sebelum ada siswa maupun siswi lain yang menggunakannya. 

Tangan Angel bergerak cepat untuk mewujudkan keinginannya. Beberapa perlengkapan yang setidaknya diperlukan untuk tiga jam pelajaran sebelum istirahat pertama. Tangannya penuh dan ia berjalan ke arah lift di tengah gedung sembari sesekali melihat kebelakang, berharap tidak ada yang memergokinya. 

Angel bernafas dengan lega ketika tombol yang bertuliskan angka dua sudah ia tekan dan pintu lift tertutup. Hanya ada dia sendiri di dalam kotak besi nan sempit, menikmati hening dengan gangguan suara mesin yang membuat Angel tersenyum. 

Ting!

Pintu besi itu terbuka secara mulus. Angel cukup terkejut tidak mendengar bunyi derit dari pintu tersebut tidak seperti lift yang berada di ujung koridor yang berusia lebih tua dibandingkan lift yang ia gunakan saat ini. Angel semakin bertekad untuk bangun lebih pagi kedepannya. 

Angin sejuk berbalas kesunyian menyambut Angel ketika ia sampai di kelasnya. Perasaan Angel lebih ringan dibanding hari - hari sebelumnya. Kelas masih kosong, kursi dan meja masih tertata rapih dan simetris belum ada tanda - tanda yang menggunakannya. Angel membaringkan kepalanya di meja, menatap jendela yang belum tertutup tirai. Di sana Angel melihat matahari yang masih berwarna kuning cerah, bersinar terang dan hangat. 

Apakah ini pertanda untuk Angel bahwa hari ini akan menjadi hari yang baik? Atau Matahari hanya sedang menertawakannya saja?

.

.

Angel menghilang dengan rapih pagi ini beberapa menit sebelum Adeline terbangun dari tidurnya. Meskipun kenyamanannya sudah kembali, Adeline tidak bisa tidur dengan nyenyak akhir - akhir ini. Perasaannya begitu berat seperti menahannya untuk menutup mata. kantung mata Adeline menggantung berwarna hitam seperti panda. Wanita itu bangun masih dengan mata yang berat namun untuk menutupnya lagi ia tidak bisa. 

AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang