Selamat Membaca <3
Stefan tidak ingin masuk kelas, ia merajuk sendiri dan berdiri di lapangan belakang sekolah, menendang - nendang batu kerikil dan membuat suara berisik. Tangannya dimasukkan ke dalam saku, rambutnya sudah berantakan meskipun masih pagi. Kakinya menendang semakin keras setiap batu kerikil melayang.
"Aaarrghh!" Dia mengerang keras dan menjatuhkan diri di tanah. Ia sungguh tidak tahu Deshire akan selancang itu menciumnya. Stefanus tidak pernah menyukai Deshire dan tidak akan pernah. Ia hanya menaruh hatinya kepada Angel seorang. Angel adalah cinta pertama yang masih bertahan sampai sekarang. Emosinya bergantung pada Angel. Jika Angel senang, ia senang. Jika Angel sedih, ia sedih.
Salahkan ia yang terlalu marah mengira Angel menyukai Aston dan mengejarnya seperti orang gila dahulu. Ia merundung Angel tetapi setelahnya ia menangis sendiri kepada Queen dan meminta sahabat wanitanya itu memberikan hukuman.
Itu adalah hal yang paling Queen senang lakukan. Hanya dalam keadaan seperti itu saja Queen bisa mengerjai Stefan semaunya. Seperti membuat Stefan membersihkan kolam renang miliknya di malam hari. Membuat Stefan boneka percobaannya untuk produk wajah yang baru, membuat Stefan menyikat sepatu selama satu minggu. Oleh sebab itu, dahulu Queen salah mengira dan merundung Angel di garis terdepan karena menunggu Stefan yang menangis dan meminta hukuman.
Tetapi semua hukuman itu berhenti sejak Stefan mulai melakukan cara yang benar untuk mendekati Angel. Queen awalnya kecewa, tetapi ternyata Angel begitu imut dan bisa Queen jadikan kelinci kecil percobaan untuk berbagai produk wajah sehingga Queen menyetujui saja. Angel juga mengambil hatinya yang selalu menginginkan adik perempuan, setelah Key tentunya.
Tetapi semua cerita itu bukan menjadi topik utama bagian ini. Topik utama bagian ini adalah Stefanus yang sedang patah hati karena diabaikan oleh kesayangannya. Stefanus memandang dramatis langit yang masih biru dan jernih. Tentu hal itu membuat matanya menyipit karena sinar yang kesulitan disaring oleh rentina matanya.
"Aku tidak ke sekolah untuk melihat salah satu temanku membolos," Stefan hampir melempar kerikil ke arah sumber suara karena datang secara tiba - tiba. Di sana berdiri Queen yang sedang berlipat tangan di depan dada dan memandang Stefan penuh kekesalah.
"Berhentilah bersikap seperti Ibu dan jangan pedulikan aku," ucap Stefanus.
"Oh, bukankah kau marah padaku? Padahal kau tahu seberapa gila aku kepada Angel dan kau bisa mempercayai akal bulus dari Deshire?" Stefanus cemberut dan merajuk. Ia berkata seperti itu tetapi pikirannya kembali mengulang adegan tangan Theo yang berada di kepala Angel. Ia kembali melempar kerikil secara asal.
"Kau membuat sahabatku menangis, itu hal yang tidak bisa diterima," Stefanus berhenti melempar kerikil dan mengangguk.
"Aku tidak ada hak untuk marah, aku banyak menyakitinya," Stefanus kembali merenung di dalam duduknya. Ia menunduk sedih, dan mencengkram krikil di yang ia duduki.
"Gigiku terasa kering karena terlalu sering berkumur," Stefan meludah setelah berucap seperti itu.
"Aku hanya ingin dia menjadi milikku, mengapa itu sangat sulit? Apakah aku tidak layak untuk Angel?"
"Ya, seperti itu," Queen berucap tanpa merasa bersalah dengan ekspresi yang kelewat santai.
"Kau tidak membantu!" Stefan akhirnya memutuskan untuk melempar kerikil kepada sahabat temannya itu.
"Aku tidak berniat membantu. Kau layak menderita," ucap Queen sebelum ikut duduk di sebelah sahabatnya.
"Aku kira aku harus menyiapkan hukuman lain karena kita kembali ke awal," ucap Queen berusaha bercanda namun Stefan tidak menghiraukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel
Teen FictionTentang Angel, si gadis malang yang mengulang hidup tanpa ingin mengulang kesalahan. Tentang tokoh lain dalam cerita yang ingin memperbaiki kesalahan mereka. Seluruh tokoh dikembalikan untuk menjalankan kehidupan kedua dengan tujuan yang sama namun...