Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang merayakan <3
"Mereka sudah mulai menemukanku!"
"Apa kau kurang rapih?"
"Mereka memang aneh akhir - akhir ini, kecurigaan memang banyak."
"Kau benar, bagaimana bisa aku dapat luka ini. Sebelumnya sebuah ranting kayu tidak bisa melukaiku."
"Anak palsu, jangan terlalu sombong."
"Tck!" decakan terdengan keras dari seseorang yang dipanggil dengan sebutan, 'anak palsu,' tidak lain dan tidak bukan adalah Deshire Stanley. Marga yang sebentar lagi akan terlepas dari namanya.
"Kau berada di kubu siapa sebenarnya?" Deshire kesal berbicara kepada seseorang di seberang sana. Tangannya sibuk mengusap luka memar di bagian lengan dengan salep. Ponselnya ia pasang mode speaker agar tidak menyulitkannya.
"Aku tidak berdiri di satu kubu. Aku berdiri di mana itu menguntungkan."
"Orang licik," Deshire mencibir suara kekehan merendahkan terdengar.
"Ini disebut kemampuan bertahan hidup. Pilih yang menguntungkan jika kau ingin hidup, jangan selalu berada dalam kebenaran. Dunia ini sudah terlalu abu - abu untuk melihat sebuah kebenaran."
"Ucapanmu seperti kakek tua," Deshire mendengus.
"Anak palsu berani sekali mengejekku! Aku ingatkan bahwa aku hanya mendukungmu karena melihat keuntungan, jika keuntungan itu mulai memudar akan kulepas dukungannya, Aku tidak akan lagi berdiri di belakangmu dan menganggap semua ini tidak pernah terjadi," Deshire terdiam, tangannya mengepal. Ia tidak bisa kehilangan orang ini. Orang ini terlalu berharga untuk rencananya.
"Bertingkah dengan berpikir, jangan terlalu impulsif. Kau tidak boleh berantakan di satu hal pun."
"Diamlah kakek tua! Aku akan berpikir terlebih dahulu," ucap Deshire merasa kesal dinasihati terus menerus.
"Anak palsu, jangan mengejek orang tua seperti itu. Hal itu tidak etis dilakukan oleh seseorang nona terhormat." Deshire mendengus, ia bergerak ingin mematikan telepon namun ia teringat sesuatu.
"Dion, tetaplah bersikap netral. Itu menguntungkan kita," Deshire memanggil, 'kakek tua,' tanpa ada panggilan hormat. Orang di seberang sana mendengus.
"Ingatkan dirimu sendiri."
.
.
Aston sedang berada di sekolah bersama anggota tim basket Sekolah Menengah Atas. Sejak satu minggu yang lalu, ia dan Theo direkrut oleh ketua tim basket yang sebentar lagi akan pensiun karena ujian. Aston awalnya tidak ada niat melakukan organisasi lain di luar akademis dan hanya menaruh fokus pada Angel. Namun ia berpikir,
Menjadi pemain basket handal akan membuat Angel bangga.
Oleh sebab itu, Aston menerima permintaan ketua tim dan masuk tanpa mengikuti seleksi. Theo sendiri ikut karena mendengar anak gadis yang membicarakan salah seorang anak basket yang tampan dengan antusias, ia berpikir bahwa pemuda sportif sedang menjadi tipe ideal para gadis. Dengan pemikiran seperti itu, ia berharap bahwa Angel akan lebih melihatnya dengan menjadi anak basket. Hal itu yang menyebabkan ia ikut terjemur sembari memantulkan bola basket ke tanah.
"Latihan selesai!" ketua tim menepuk tangan sembari berteriak menghentikan para anggota yang sibuk dengan kegiatan masing - masing. Aston sendiri memang sudah berada di tribun penonton sembari meminum minuman isotonik sedangkan Theo melempar bola pada ring dan meninggalkannya tanpa melihat apakah lemparannya berhasil atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel
Teen FictionTentang Angel, si gadis malang yang mengulang hidup tanpa ingin mengulang kesalahan. Tentang tokoh lain dalam cerita yang ingin memperbaiki kesalahan mereka. Seluruh tokoh dikembalikan untuk menjalankan kehidupan kedua dengan tujuan yang sama namun...