52

5.2K 481 30
                                    

Selamat hari minggu dan selamat membaca <3

Angel menatap dari jendela kamar flat yang mengarah keluar. Sudah lima menit Angel melipat tangan dan mengamati. Dari tempat Angel berdiri dapat terlihat dengan jelas Stefan yang berlutut di sana mengarah ke arah Angel seperti mengetahui bahwa gadis itu mengamati.

Stefan sudah melakukan itu sejak Angel masuk ke kamar flat dan ingin menutup tirai jendela. Stefan yang mengetahui kehadiran Angel segera berlutut ketika pandangan Angel bisa menangkap bayangan dirinya. Sejak saat itu Stefan tetap berada di posisi yang sama meskipun sudah ditinggal dua kali oleh Angel untuk mandi dan membuat coklat panas.

Hari sudah sangat larut, Angel menggelengkan kepala berpikir bahwa Stefan akan pergi sendiri dan memutuskan untuk menutup tirai mengabaikan rasa manusiawi yang ia rasakan. Kemudian ia berbaring, membuat suara keras untuk menghadap ke tembok. Angel menghitung kambing sampai 30 ekor sebelum ia terlelap.

Angel terbangun karena suara hujan yang berisik ketika berjatuhan ke tanah. Intensitas hujan hari ini sangat berat tetapi Angel bangun terlalu siang. Gerbang sekolah sudah dipastikan tutup hal itu membuat Angel mengerang.

Angel memutuskan untuk memberikan pesan singkat kepada Queen dan Key untuk membantunya memberi tahu kepada wali kelas bahwa ia izin hari ini. Setelahnya Angel beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka.

Angel membuat coklat panas sebagai salah satu kebiasaan dimulai dengan memasak air. Sembari menunggu air masak, Angel membuka tirai jendela untuk mengizinkan cahaya menyentuh ruang flatnya. Angel memandang langit mendung yang menangis sebelum melihat ke arah bawah.

Mata Angel membelalak, melupakan air yang sedang ia masak, ia berlari keluar, tidak membawa payung dan membiarkan tubuhnya diguyur hujan.

"Stefan!" teriak Angel sembari menghampiri seseorang yang basah kuyup yang sedang bersimpuh.

"Angel, kau sudah mau memaafkanku?" Angel berlutut, menyamakan tinggi dengan pria yang bersimpuh. Wajah pemuda itu merah dan matanya satu, senyumnya terlihat sembrono ketika menatap Angel.

Angel menempatkan tangannya pada pipi Stefan yang memerah. Pemuda itu menjatuhkan kepalanya ketika sudah merasa ada penopang. Angel yang terkejut bertindak impulsif dan menaruh kepala Stefan pada pahanya.

Stefan menaruh tangannya mengelilingi perut gadis itu. Wajahnya ia tenggelamkan di paha Angel dan menangis. Angel merasa pemuda ini sangat hangat, Angel berusaha menyentuh dahi Stefanus.

Panas..

Stefanus demam!

Segera saja Angel berusaha membuat Stefanus bangun dari posisi bersimpuh nya. Tubuh Stefanus yang lebih tinggi dan kekar, terlebih dengan tubuh lemas tanpa kekuatan untuk menopang diri sendiri membuat Angel kesulitan membawa Stefanus untuk masuk.

"Jangan.. Jangan pergi dengan Theo.." Stefanus meracau dengan suara teredam karena ia menyembunyikan wajah di ceruk leher Angel. Angel yang sedang kesulitan tidak begitu mendengar apa yang dikatakan pemuda ini.

"Nona, kau kenal dengan pemuda ini? Kemarin dia membuat sedikit keresahan dari penghuni di sini," seorang penjaga flat memanggilnya ketika Angel berhasil membawa (menyeret) Stefan sampai di dalam gedung.

"Ada apa?"

"Hujan dimulai malam kemarin dan pemuda ini sudah berlutut sampai kebasahan. Penghuni yang lewat sempat membujuknya untuk masuk ke dalam gedung untuk berteduh tetapi ia menolak dan memunculkan kekhawatiran. Saya juga sempat memberikan minuman panas tetapi ditolaknya," hati Angel tersentuh mendengar penuturan penjaga itu. Ia menatap Stefanus yang semakin dalam mengubur diri dalam ceruk leher Angel.

AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang