30

7.4K 692 18
                                    

Hai semuanya.. Jadi part ini tuh aku pengen update kemarin tapii belum aku baca ulang jadi aku update sekarang yaa..

Selamat membacaa <3

Angel memainkan jarinya merasa bosan karena tlah 15 menit duduk diam tidak berbuat apa - apa di ruang tunggu rumah sakit. Dirinya duduk diapit oleh sang Ayah dan Kakak yang entah mengapa mengikutinya hingga ruang tunggu. Angel mengira ia akan diantar saja dan melakukan kontrol sendiri. 

Angel di kehidupan dahulu tidak melakukan kontrol apa pun setelah keluar dari rumah sakit. Ia hanya berpasrah diri dengan tongkat dan kembali menggunakan kakinya setelah ia rasa tidak sakit lagi. Namun dahulu ia tidak terburu - buru dengan sebuah resolusi. Jadi, ia tidak begitu peduli apakah ia sembuh atau tidak. 

"Mengapa sangat lama?" Angel mendengar gumaman milik Aston yang duduk di sebelahnya. Sang Ayah juga sepertinya mendengar karena tatapan Anthony kini jatuh kepada Aston. 

"Dokter Timmy sedang banyak janji dengan pasien," ucap Anthony membalas gumaman berisi pertanyaan milik putranya. 

"Apakah kau bosan Angel? Mengapa Ayah memilih dokter Timmy jika sudah mengetahui bahwa dokter itu memiliki banyak janji?!" Aston menepuk pundak Angel sembari mengomel kepada sang Ayah. 

"Dokter Timmy adalah dokter terbaik di rumah sakit ini. Ayah tidak sepertimu, yang dengan asal memilih dokter untuk adikmu! Rumah sakit bagus bukan berarti dokternya juga bagus!" Anthony mencibir Aston yang saat itu memindahkan rumah sakit Angel. 

"Setidaknya aku di sana untuknya!" Aston merangkul Angel, menjauhkan gadis itu dari sang Ayah dan berkata tidak mau kalah. Anthony ingin membalas lagi namun Angel segera meringis kencang dan mendorong tubuh Aston. Angel tidak kesakitan, ia hanya tidak nyaman dengan perbincangan itu. 

"Kau sakit? Kakakmu ini memang selalu tidak berhati - hati!" Anthony memukul bahu Aston pelan kemudian mengusap bahu Angel seperti menenangkan. Angel mengernyit, ia tidak perlu ditenangkan.

"Atas nama Angela Stanley?" seorang berpakaian perawat memanggil mereka. Angel menghela nafas lega, Angel berpikir ia akan bebas dalam waktu beberapa menit ketika melakukan pemeriksaan. Ia menyadari betapa salahnya ia ketika melihat dua orang pria berbeda usia ikut berdiri bersama dirinya bahkan yang lebih tua sudah merangkulnya ingin 'membantu' untuk berjalan. 

"Kalian mengapa berdiri?" Angel bertanya sebelum beranjak. Kedua pria itu menatap Angel seperti mereka tidak melakukan kesalahan sama sekali. 

"Kami ikut masuk, kami akan membantu mengawasi dan mengetahui perkembanganmu," ucap Anthony dengan percaya diri. Angel mengernyit, menggeleng dan melepaskan rangkulan sang Ayah. Tidak ingin berdebat lebih jauh, Angel mengambil langkah dan beranjak menuju ruangan yang ditunjukkan oleh perawat tadi. Dan kedua pria tidak tahu malu itu masih mengikutinya. 

"Angela?" sapa seorang berjas putih ketika Angel memasuki ruang praktik dokter bernama Timmy itu. Angel mengangguk menjawab sapaan. 

"Saya yakin, yang gadis yang menjalani pemeriksaan," dokter Timmy sedikit canggung ketika dua orang di belakang Angel ikut memasuki ruangan. Angel tersenyum tak enak dan duduk di kursi yang disediakan di hadapan dokter. 

"Sebenarnya, tidak perlu sampai masuk semua," dokter Timmy yang merasa ruangannya cukup ramai sedikit terkekeh memberikan candaan. 

"Hanya satu wali juga cukup," ucap dokter Timmy membuat Anthony dan Aston menatap satu dengan yang lain. 

"Kau keluar," Anthony menggunakan telunjuknya untuk memerintah sang putra. Tatapan tidak terima menghunus kepada Anthony diberikan oleh Aston. Angel menghela nafas dan menutup wajahnya sendiri, mengetahui apa yang terjadi selanjutnya akan memalukan. 

AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang