08

19.6K 1.6K 73
                                    

Haii.. makasih yaa udah baca sampe part ini.. karena aku merasa belum konsisten sampai saat ini aku buat jadwal update aja yaa.. Biar bisa jadi acuan buat aku dan kalian ngga aku ghosting hihi..

Setiap Sabtu dan Minggu yaa..

Angel menatap bingung semua benda yang berada di tangannya.Ia melihat beberapa coklat mahal yang selalu ia dambakan sejak dahulu, bahkan terdapat boneka berbentuk anjing yang sangat imut duduk di pahanya. Jujur ia senang dengan semua hal yang dahulu hanya bisa ia impikan bisa berada di tangannya sekarang. Namun ia tidak bisa dan tidak akan lengah. Apakah ini salah satu cara untuk menyiksanya? Nantinya mereka akan mengambil semua ini dan mengatakan 'jangan berharap.' Ia tidak akan tertipu lagi kali ini.

"Bagaimana nak? Engkau suka?" Adeline harap - harap cemas dengan reaksi sang putri yang terlihat tidak yakin itu. Suami dan putranya hanya menatap dua wanita dari keluarga Stanley itu dengan bersedekap dada. Dalam hati Anthony ia juga harap - harap cemas, berbeda dengan Aston yang sudah mengetahui perubahan sikap Angel di kehidupan baru ini.

"Angel, ayah dan ibu membelikannya untukmu, hanya untukmu, bagaimana kau suka?" Aston menundukkan tubuhnya berbicara lembut kepada Angel berusaha membuat kepercayaan anak itu. Angel menghela nafasnya.

"Bukankah Deshire yang menyukai ini? Aku tidak suka red velvet," Angel mengambil salah satu snack yang dibungkus kotak berwarna merah gelap, Angel ingat kotak  merah ini, di mana dahulu Deshire menangis karena Angel akan 'mengambil'nya. Padahal snack itu berasa kue red velvet. Ia tidak suka kue red velvet.

Adeline dan Anthony tertegun, mereka tidak mengetahui apa yang Angel sukai, namun mereka mengingat apa saja yang Deshire suka. Adeline menunduk malu dibuatnya. Ah.. ia menjadi ibu yang sangat buruk.

"Lalu bagaimana yang lain? Angel suka coklat susu bukan?" Aston mengingat seorang suster memberikan adiknya coklat susu murah dari supermarket dan adiknya sangat senang ketika memakan coklat itu.

"Kalian sungguh tak salah? Aku Angela!" Angel menunjuk dirinya sendiri. Keadaan membuatnya semakin frustasi, kepalanya sakit, matanya masih berat dan ketiga manusia ini sungguh melelahkan.

Adeline terkejut mendengar sentakan Angel. Hatinya sakit melihat sang putri yang begitu tidak percaya akan apa yang mereka lakukan. Apa yang telah mereka perbuat dahulu?

"Baiklah jika kamu tidak suka coklat, ibu membelikan kamu kalung," Adeline mengambil kotak yang sedari tadi ia banggakan ke putra dan suaminya. Dengan senyum merekah Adeline menunjukkan kalung berbandul sayap malaikat itu kepada sang putri. Namun Angel tidak merasa senang atas kalung mewah itu. Tidakkah mereka melihat berapa frustasinya Angela saat ini. Model penyiksaan jenis apa ini? Dirinya sejak tadi tidak bisa menemukan tujuan ketiga orang ini. Apakah jika ia mengambil barang - barang ini ia akan dipukuli? Atau jika ia tidak mengambil ia akan dibilang tidak tahu terimakasih lalu dipukuli juga? Apa ini?! Tangannya tanpa sadar bergerak menjambak rambutnya. Ah! Kepalanya serasa mau pecah, ia begitu frustasi dengan sikap - sikap lembut yang tak pernah ia rasakan.

"Angel! Angel! Hey!" suara itu terdengar sayup - sayup di telinga Angel. Namun Angel tidak menyahut namun ia terisak. Kepalanya sungguh sakit, namun hatinya tak kalah sakit. Beberapa ingatan ketika ketiga orang itu berbuat baik lalu menyiksanya melintas tanpa izin di kepala.

"Mengapa kalian seperti ini?" Angel bergumam lirih. Tangannya yang menjambak rambutnya semakin ia kuatkan berusaha menghilangkan rasa sakit kepalanya. Isakannya sudah mengeras.

Adeline yang duduk di samping putrinya kehilangan kata - kata melihat kondisi putrinya seperti itu. Ia berbagi tatap dengan sang suami yang keadaannya tak jauh berbeda dengannya. Ada apa dengan putrinya?

AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang