Theo's Side Of The Story

6.3K 325 11
                                    

Theo mengangkat tangan, mengibarkan bendera putih secara rela. Merendahkan diri sendiri, Theo menyerahkan gadis yang ia cintai kepada orang lain yang gadisnya cintai.

Tidak mudah.

Theo harus menangis setiap hari hingga persediaan air matanya habis, baru ia bisa memanggil musuhnya dan memberikan kemenangan secara cuma - cuma.

Theo masih pengecut, ia hanya menggunakan komunikasi jarak jauh dengan ponselnya kepada Stefan dan memblokir nomor itu setelah pesannya terkirim.

Stefanus

Stefan

23.55

Tolong jaga Angel dengan baik.

23.56

dia ada di tangan yang baik

23.58

Dia untukmu sedari awal.

00.00

Anda memblokir nomor ini.

...

Theo merasa ia melakukan hal yang benar. Pikirannya sudah menunjukkan usia jiwa yang sebenarnya. Ia sudah 20 tahun jika dihitung dari kelahiran pertama tetapi saat ini ia terdaftar sebagai anak usia 18 tahun di mata negara.

Theo sedang berbaring di kamarnya, menatap meja belajar dengan pandangan kosong. Di sana terdapat buku paspor dan juga tiket pesawat yang diletakkan oleh ibunya tadi siang setelah memberitahu kedua orang tuanya tentang rencana pergi ke luar negri untuk melanjutkan pendidikan. Tangan Theo bergerak memegang ponselnya, dan melihat tanggal.

Sebentar lagi hari ulang tahun Angel

Theo tersenyum miris. Rencana kehidupan keduanya harus hancur total untuk kebahagiaan yang ingin diraih oleh gadisnya.

huh?

Gadisnya?

Theo menutup wajahnya sendiri, merasa sedih dengan akhir sia - sia yang dialaminya di kehidupan kedua. Rasanya ia ingin menangis.

Dengan jiwa laki - laki dewasa, Theo ingin menangis seperti anak kecil yang kehilangan balon. Namun apa boleh buat, untuk memperoleh akhir bahagia dari satu sudut pandang cerita, akhir tragis harus digantikan oleh tokoh lain.

Angel

Boleh bertemu sebentar?

00.58

Jam makan siang, di kedai dekat sekolah

01.00

Aku mohon

01.10

Sebentar saja

AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang