Happy Saturday!
*Latar waktu part ini diambil saat Angel tidak jadi pergi ke sekolah karena dilarang oleh sang Ibu
"Hey, kau butuh bantuan?"
Tidak! Bukan ini yang Theo inginkan. Bukan suara ini yang Theo rindukan. Theo berbalik melihat pemilik suara yang menyapanya.
"Hai, aku melihat kau sedikit kebingungan, butuh bantuan?" Theo mengernyit melihat seorang gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Dengan rambut panjang jatuh indah di bawah bahunya, gadis tersebut terlihat manis serta anggun.
"Hai, kau tak apa?" Theo yang tidak menjawab apa - apa membuat gadis tadi kembali membuka suara.
"Ah, kau pasti bingung. Namaku, Deshire Stanley, kau bisa memanggilku Deshire," gadis tadi mengulurkan tangan sembari menyebut namanya bermaksud menjawab kebingungan yang Theo tunjukkan.
Tetapi maksud Theo bukan itu. Theo tidak bingung, ia hanya tidak nyaman. Theo tidak suka dengan keberadaan gadis yang menghancurkan kehidupannya berdiri dengan kaki jenjang yang lurus di hadapannya. Bahkan lutut gadis itu tidak tertekuk sama sekali, mengingat kejahatan gadis itu perbuat. Theo mengernyit jijik melihat tingkah tak tahu malu yang ditunjukkan anak palsu itu.
"Ehm.." Deshire menggigit bibir merasa canggung ketika tangannya hanye berakhir melayang di udara. Meskipun ia menariknya kembali, rasa malu tentu saja ada. Theo hanya menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Banyak emosi yang tergambar dari kedua mata Theo, Deshire tidak bisa mengartikan satu pun dari emosi tersebut. Namun, Deshire tahu, emosi Theo sangat negatif. Emosi positif yang menguar dari tubuh Theo sangat samar bahkan tidak terlihat ataupun terasa.
Hanya satu yang ada di pikiran Deshire, 'Ada apa dengan pria ini? Sangat mengesalkan namun sangat tampan.'
"Hai? Apa kau mendengarku? Kau murid baru? Kau perlu bantuanku untuk menunjuk jalan ke ruang kepala sekolah?" Deshire bertanya lagi sembari kakinya berhentak - hentak pelan mengode Theo untuk cepat menjawab karena koridor mulai sepi dan murid - murid lainnya sudah duduk manis di meja mereka di ruang kelas masing - masing.
"Tidak perlu," Theo menatap kesekelilingnya sekali lagi berharap ada gadis dengan tongkat di tangan berjalan pelan melewatinya. Namun nihil, koridor sudah mulai kosong, hanya terdapat seorang siswa yang berjalan loyo, membuka lokernya di koridor dekat Theo berdiri. Segera Theo berlari ke arah siswa tersebut meninggalkan Deshire yang sudah mengepalkan tangannya.
"Hey!" Theo menepuk pundak siswa tersebut. Theo tahu dengan jelas siapa pemilik pundak yang ia tepuk. Aston Stanley, kakak kembar dari gadis kesayangannya. Theo ingat salah seorang teman di kehidupan pertamanya pernah berkata bahwa Angel sering menempeli Aston setiap pagi. Kadang sering merengek meminta untuk berangkat atau pulang bersama namun selalu ditolak.
Theo menurunkan tangannya merasa sedikit kesal ketika wajah Aston sepenuhnya terlihat. Pria di hadapannya yang sering membuat Angel berjalan jauh dari rumah ke sekolah dan sekolah ke rumah. Pria di hadapannya juga yang dahulu sering menghasutnya untuk membenci Angel dan mendekatkannya denga Deshire.
"Apa?" Aston menjawab dengan sedikit ketus, mari kita lihat sudut pandang Aston yang sudah terlahir kembali lebih dulu sebelum Theo. Aston tentu sangat mengetahui siapa pria yang menepuk pundaknya. Pria yang hanya beberapa centimeter lebih tinggi darinya ini merupakan pujaan hati sang adik. Aston tidak menyukai Theo, karena Theo yang membuat Angel mulai berpaling dari mereka saat itu. Karena Theo Angel mulai membagi fokusnya dari yang hanya mengejar cinta keluarganya menjadi mengejar cinta pemuda itu. Sadar tidak sadar, itu yang menjadi alasan Aston menjauhkan Theo dengan Angel, namun ia tidak bisa melihat dampak yang dihasilkan dengan menjauhkan kedua manusia itu. Angel menjadi lebih depresi dan berakhir kehilangan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel
Teen FictionTentang Angel, si gadis malang yang mengulang hidup tanpa ingin mengulang kesalahan. Tentang tokoh lain dalam cerita yang ingin memperbaiki kesalahan mereka. Seluruh tokoh dikembalikan untuk menjalankan kehidupan kedua dengan tujuan yang sama namun...