Kesadaran Seorang Ayah

10.4K 920 81
                                    

Surrrrsurrrrupriisss... hahahhaaa..

Seperti yang aku bilang, aku kurang suka penulisan aku di part sebelumnya. Kayak belum greget aja gituu.. Jadi aku kasih part bonus..

A/N : Banyak menceritakan kehidupan masa lalu ya.. 

Bagian ini dimulai dari Angel kecil yang baru ditemukan dengan kondisi mengenaskan tertidur di bawah jembatan. Angel sangat bahagia melihat seseorang dengan jas mahal mengatakan bahwa ia mengenal orang tuanya. Angel dengan hati polos seorang anak kecil tentu mengikutinya dengan harapan hidupnya akan lebih baik setelah bertemu dengan kedua orang tuanya. 

Ia disuguhkan pemandangan istana mewah yang sangat besar dan terlihat dapat menampung banyak anak - anak di sana dalam keadaan yang layak. Angel sangat bahagia namun sedih secara bersamaan karena harus meninggalkan teman - temannya. Angel berharap suatu saat nanti teman - temannya juga bisa melihat istana seperti ini. 

Dengan tangan dan kaki yang gemetar, Angel berjalan terseok - seok mengikuti seseorang yang menggunakan jas mewah tadi memasuki istana mewah itu. Angel mengigit jempolnya yang penuh debu melihat banyaknya benda mengkilap di istana itu, lantainya terasa dingin dan bersih. 

"Putri kalian telah sampai," ucap pemuda berjas tadi membuat jantung Angel berdebar kuat. Perasaan rindu yang entah dari mana datang mulai membuatnya gugup dan ingin menangis. Ia melihat sepasang suami istri dan seorang anak kecil berdiri di hadapannya. Tubuh Angel yang kecil membuat mereka terlihat seperti raksasa. 

Angel tersenyum, jempol yang ia gigit tadi ia lepaskan dan mengacungkan lima jari dari tangan kanannya. Angel menggoyangkan lima jari tersebut ke kanan dan ke kiri membuat gerakan melambai. 

"Dion, anak siapa yang kau bawa?" senyum Angel runtuh, rasa gugup mulai berganti menjadi sedih dan takut. Tatapan penuh penolakan Angel dapat dari tiga pasang mata yang menatapnya. 

Apa hidup yang diimpikannya tidak akan terjadi?

.

.

"Ayah! Ibu! Kakak! Kalian kembali!" Angel kecil berlari sembari merentangkan tangan kecilnya ingin masuk ke dalam pelukan salah satu dari ketiga orang yang ia lihat berjalan mendekatinya. 

"Ugh!" suara seperti itu spontan keluar dari bibir pecah - pecah milik Angel saat merasakan tubuhnya melayang dan punggungnya mulai meghantam lantai lumayan kencang. Angel merasa nyeri pada punggungnya, ia terbatuk - batuk. 

"Jauhkan tanganmu dari saya!" Anthony, pelaku yang membuat tubuh kecil Angel melayang berkata tajam dengan tatapan jijik menatap putrinya sendiri. Tes DNA yang keluar beberapa hari lalu sangat jelas mengatakan bahwa Angel putri kandung mereka, namun respon mereka tidak baik. 

"Deshire, abaikan anak ini. Mari Ayah dan Ibu antar ke kamar barumu," Angel hanya bisa menatap nanar tangan sang Ibu yang bertengger nyaman pada pundak seorang anak perempuan seumurnya. 

"Ibu tidak pernah menaruh tangannya padaku," Angel bergumam melupakan seseorang yang memiliki wajah serupa dengannya masih berdiri di sana. 

"Jangan berharap, tangan Ibu dirawat baik tidak untuk memegang anak kotor sepertimu! Menjijikan!" ucap Aston kecil ketus dan berlari menyusul Ibu dan ayahnya. 

Lagi - lagi Angel kecil dikecewakan harapannya. Kenyataan menghantam Angel dengan begitu keras membuat tubuh ringkihnya sulit bangkit. 

Jangan menyerah, usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil

.

.

Tok.. tok.. tok..

Angel hari ini berumur 14 tahun. Pagi tadi rumah ini cukup sibuk karena putra tunggal keluarga Stanley akan mengadakan acara di sebuah hotel mewah di tengah kota. Semuanya diundang, mulai dari pejabat, petinggi - petinggi perusahaan, hingga teman - teman anak itu semuanya saat ini berada di gedung hotel mewah itu Kecuali satu orang, Angel. 

AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang