37

5.7K 592 33
                                    

Selamat Membaca <33

"Jika kau ketuk 'save', maka nama kontaknya akan berubah," ucap Stefanus sembari mengarahkan jari Angel ke arah tulisan 'simpan' di bagian atas kanan. Angel tersenyum lebar melihat nama kontak milik Stefanus yang berubah, ia juga menambahkan beberapa emoticon lucu yang memikat matanya. 

"Bisakah aku ganti menjadi pita saja? Babi kurang imut," ucap Angel sembari mengotak - atik ponsel barunya. Tatapan Angel sangat imut seperti anak kecil yang penuh rasa ingin tahu. Setiap kali melihatnya Stefanus harus mengigit bibir menahan rasa panas pada pipi yang entah mengapa selalu datang. 

Tetapi perkataan Angel kali ini membuat Stefanus merasa lega, karena saat ia memasukkan nomor kontak pada ponsel baru gadis itu, Angel bersikukuh menambahkan emoji bergambar babi setelah nama Stefanus. Angel berkata babi berwarna merah muda itu terlihat imut sehingga ia ingin selalu menggunakannya. 

"Ketuk 'edit' dan kau bisa menggantinya kapan saja," ucap Stefan kembali mengarahkan jari telunjuk milik Angel. 

"Ini sangat menarik," Angel berseru pelan sembari menekan emoji pita seperti yang ia inginkan. Stefanus tersenyum dan mengistirahatkan dirinya dengan bersender pada kayu penopang gazebo ini. 

"Bagaimana dengan ini?" Angel menunjukkan karya seninya yang menggunakan banyak kombinasi emoticon berwarna - warni. Stefanus tersenyum saja untuk menanggapi, Angel tidak sepenuhnya mengganti emoticon babi, ia masih menggunakannya dan hanya menambahkan emoticon pita dan juga monyet. Semakin parah saja, meskipun Stefanus tahu Angel hanya memilih yang membuatnya menarik tetap saja namanya disandingkan dengan babi dan monyet membuat Stefanus mengelus dada. 

Selama beberapa menit ke depan Stefanus hanya menyaksikan Angel yang masih mengenakan jaket miliknya duduk berbicara sendiri mengulang dan melakukan praktik tentang apa yang diajarkan. Stefanus sesekali tersenyum terhibur melihat beberapa praktik yang gagal dan membuat Angel membuka mulut kecewa. 

"Kau sudah puas?" tanya Stefan ketika Angel mulai menutup semua aplikasi. Angel mengangguk sembari mengunci kembali ponselnya. 

"Ada satu hal lagi."

"Kau mengatakan itu saat aku sudah menguncinya kembali?!" Angel menyentak tak percaya. Stefanus menyengir saja dan meminta Angel membuka ponsel tersebut dengan fitur sidik jari. 

"Mari belajar kamera," ucap Stefanus membuat Angel menghela nafas tak percaya. 

"Aku memang bodoh teknologi tetapi aku tidak sebodoh itu, menggunakan kamera hanya tinggal menekan tombol kan?" ucap Angel sembari membuka fitur kamera pada ponselnya. Stefanus tersenyum dan mengangguk - angguk. 

"Seperti ini," ucap Angel mengarahkan ponselnya hingga di layar, posisinya dan juga posisi Stefanus terlihat jelas, kemudian Angel menekan tombol putih di tengah layar.

Stefanus terkejut, matanya membelalak ketika layar berkedip tanda foto telah diambil. Ia mengira Angel akan memfoto beberapa pemandangan asal seperti langit malam atau rumput hijau tua. 

"Bagus?" tanya Angel sembari menunjukkan hasil potretnya. Stefanus mengangguk kaku sedangangkan Angel tersenyum puas. Sudah berapa kali Angel tersenyum hari ini?

"Rambutku terlihat bagus," gumam Angel sembari melebarkan foto dengan menggunakan jari jempol dan telunjuknya. 

"Ini foto pertamaku!" Angel berseru ringan tak memperhatikan ekspresi Stefanus yang semakin kosong. Pandangan Stefanus tidak fokus dan ia menelan ludah banyak - banyak.

Angel sendiri sudah puas mengangumi foto pertamanya dan mulai mengunci ponselnya lagi. Lalu keheningan terjadi setelah ponsel telah menunjukkan layar hitam kembali.

AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang