Happy reading!
*****
Tepat jam 8 malam, Eveline bisa melihat sebuah mobil zedan berwarna merah memasuki halaman rumahnya.Eline melihatnya dari atas balkon lantai 3, kamarnya.
Terlihat jelas Pakaian Syila sangat mencolok. Bagian dari tubuhnya itu terisi oleh permata dan emas, yang tentu tidak murah harganya. Baju nya yang berwarna merah itu dirancang khusus oleh desainer dari butik Langganan keluarga Merlia.
Kulitnya putih mulus, tentu tidak sedikit uang yang dikeluarkan untuk perawatan nya. Hak heils nya pun terlihat mahal dari merk-nya.
Eveline menyungging senyum sinis ketika Mama nya itu menyambut kedatangan Syila dengan sangat sangat baik.
Walau sudah tau lelakuannya itu bejat, tapi Aya tak sedikitpun membenci. Jangankan membenci, marah saja tak bisa.
Melihat mama nya masuk, Eline pun juga langsung masuk kembali ke dalam rumah.
Eline berjalan menuju ruang makan, dimana Tante nya itu akan diberi makan. Dia melihat mereka sedikit berbincang.
"Kakak banyak banget masaknya" kata Syila dengan senyum lebar nya, tapi palsu.
"Ah enggak ini kan khusus buat kam-"
"Ada apa ini? Ah, Tante disini rupanya. Mau minta sumbangan apalagi ya Tan?" Eveline berujar dengan menutup mulutnya pura pura kaget.
Jelas Syila langsung merasa tertohok, dia sedikit melotot kearah Eline ketika Aya menghadap kearah lain.
"Eveline! Kamu apa apaan sih, ini Tante kamu lho. Harus nya kamu hormat!" Nasihat Aya.
"Setelah hari raya kucing ya ma" jawab Eline dengan tersenyum tipis.
"EVELINE!"
Eveline tak menghiraukan nya, dia berjalan mendekat kearah Syila membuat wanita itu mendelik.
Eline menatap menatap Syila dengan menyatukan alisnya, "lihat lah Tante, baju merah itu bahkan gak cocok menutupi badan mu yang sudah tercemar."
"EVELINE! MASUK KE KAMAR!" bentar Aya, menurutnya perkataan Eveline itu memang tidak terhormat.
Eline menatap mamanya, "memang nya kenapa? Benar bukan?" Kata nya.
"Nenek bahkan meragukan Tante itu masih perawan" ucapnya sambil melirik Syila yang melotot kearahnya.
Benar sekali, satu hal lagi yang membuat Taya hanya memberikan warisan pada Aya yaitu karena dia tak ingin keluarga Merlia tercemar, karena kelakuan tak senooh Syila.
"KE KAMAR SEKARANG! KAMU TERLALU KETERLALUAN!" Bentak Aya lagi.
"Oghey, btw Tante pasti udah gak ada yang mau bayar ya? Makanya kesini buat ngemis" ucap Eveline dengan kekehan, dia lantas pergi dengan wajah mengejek Syila.
"Aduh, maaf ya Syil, Eveline emang begitu. Jangan dihiraukan" ujar Aya meminta maaf pada adik nya itu.
Syila mencoba menenangkan dirinya yang jelas kalah telak barusan, "gak apa apa kak, aku coba bicara dengan dia boleh?" Tanya nya meminta izin.
"Oh boleh, baik baik tapi lho ya" pesan Aya.
Syila mengangguk lalu menyusul Eveline, tak sampai kamar, ternyata Eveline berada di balkon utama lantai dua. Disana terdapat tempat duduk dan juga dihiasi dengan banyak bunga bunga.
Syila melihat Eveline menatap halaman rumah yang luas dengan memegang pembatas balkon. Rambut blonde nya bergerak mengikuti irama angin malam.
"Merasa menyesal ngomong begitu ke gue?" Syila mendekat dengan berkata begitu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eveline [END]
RomanceTHE 2ND STORY : CHAPTER ONE 'EVELINE' NEW ADULT kisah cinta antara Eveline Merlia Velline, si Ratu kampus. Dan juga Alvaro Galendra seorang cowo cool. Gale tak pernah menyangka, dia bisa menjadi sangat bucin pada seorang cewe. Yaitu si Ratu Kampus...