23. Sakit Perut

142 5 0
                                        

Happy reading!

******

Tifa masih gemeteran, dia mengambil ponselnya untuk mengecek paket yang sedang dipesannya.

Status pesanan nya masih di kirim ke alamat penerima, tapi ini sudah dari tadi membuat Tifa gelisah.

"Kenapa lama banget sih" Tifa menggigit kuku jarinya dengan gelisah.

Tak lama kemudian, bel rumahnya berbunyi membuat Tifa segera keluar. Itu adalah Abang kurir dengan membawa paketnya, ukuran paketnya sangat besar membuat kesusahan saat dibawa. Bahkan dibawanya dengan pickup.

"Makasih ya mas" ucap tifa dengan bibir yang bergetar, setelah dimasukkan kedalam rumah, Tifa kembali menutup pintu rumah.

Dengan segera, Tifa mengambil Catter untuk membuka packing nya. Tifa membeli ini dari daerah terdekat, yang kebetulan ada. Barang ini sangat sangat dibutuhkannya.

Setelah membuka semua packacing nya, Tifa bernafas lega melihat barang yang dipesan nya telah sampai dengan selamat.

******

Eline baru saja pulang kerumah, walau punya mobil banyak, Eline memilih untuk meminta satpam dirumahnya untuk mengambil mobilnya itu.

Setelah sampai dikamar, Eline memilih untuk membersihkan diri terlebih dahulu.

Setelah mandi dan memakai pakaian tidur, Eline segera merebahkan tubuhnya ditempat tidur, hari ini rasanya sangat lelah sekali.

Bumyi dering ponsel membuat Eline segera mencari benda pipih itu, setelah dapat, Eline melihat nama yang tertera dilayar ponselnya. Ternyata mama nya yang menelfon, Eline segera menggeser icon berwarna hijau untuk menerima panggilan.

"Hallo ma, ada apa?" Tanya Eline ketika panggilan terhubung.

"Eline, ini mama masih di pesawat. Kemungkinan besok jam sepuluh an mendaratnya, bisa jadi lebih cepat" ujar Aya memberitahu.

"Oh iya mah, tapi maaf ya aku gak bisa jemput ke bandara. Di kampus aku besok ada lomba antar universitas, dan aku menampilkan pertunjukan" ujar Eline.

"Ih ya gapapa dong, hebat kamu. Mama baru denger kamu ikut begituan. Semoga berhasil pertunjukannya" Aya memberikan ucapan semangat, karena jujur Aya sangat senang Eline mau mengikuti kegiatan seperti itu.

"Mama bisa aja deh, tenang aja aku udah berlatih keras kok. Besok pasti menang" ucap Eline sambil terkekeh.

"Yasudah, sekarang kamu tidur ya. Besok seperti nya hari besar buat kamu, kamu harus menampilkan yang terbaik. Oke?" Peringat Aya.

Walau dalam telfon suara, Eline tetap mengangguk. "Oke mah, aku tutup ya. Bye"

Eline pun meletakkan ponselnya kembali setelah mematikan telfon tersebut. Eline harus tidur untuk besok, dia sudah berlatih sangat keras untuk pertunjukkan ini. Eline harus menang, dan mendapatkan piala itu.

Dalam hitungan menit, Eline pun akhirnya terlelap dalam tidurnya. Gadis itu tertidur dengan mendengkur kecil, sepertinya karena kelelahan.

Eveline [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang