5. apa ini akhir?

235 8 0
                                        

Happy reading!

****

Malam hari, Mela, Nesa dan juga Vira sedang berada di Club' malam untuk menyusun rencana.

"Lo yakin dengan kasih foto itu, Tifa bakalan percaya?" Tanya Mela dengan dahi berkerut.

"Menurut gue sih percaya, tapi kurang mainstream" ujar Nesa.

"Gue sih terserah ya, lagian itu juga foto gue yang dapat" kata Vira dengan berdecak.

"Oke oke, gausah bertengkar. Gue ada ide, bagaimana kalau kita buat si Gale dan Eline ketemu?" Beda berujar dengan menaik turunkan alisnya.

"Terus gimana?" Tanya Mela yang tak sabaran.

"Nah, kita kasih lihat sama si Tifa foto itu. Beserta Gale dan Eline yang bersama," ujar Nesa dengan diakhiri senyuman.

Vira menganga tak percaya, dia geleng geleng kepala melihat kelicikan seorang Nesa. Meski sudah berteman lama dan tidak kaget, dia selalu dibuat terperangah dengan ide ide licik yang keluar dari otak Nesa.

"Gue setuju sih, itu udah paling bener" ujar Vira.

"Nah kan, gimana Mel?" Nesa beralih pada Mela.

"Pertanyaan gue satu, emang mereka percaya? Lagipula kalau bilang dari orangnya, mereka gak akan datang" ucap Mela, "Gue tau betul si Eline gak suka sama si Gale."

Nesa berfikir sejenak, "gue tau, gue bakalan samperin Eline dan bilang kalau dia mau diajak bertemu. Sedangkan Lo Vir, samperin Gale bilang aja si Tifa lagi di tindas sama Mela" jelasnya.

"Kok gue anjir?!" Mela jelas tak terima, bisa bisa nama nya menjadi kotor dimata Gale.

"Gak ada cara lain, kalau soal pacarnya, Gale pasti langsung datang" kata Nesa.

"Bener sih, gue setuju banget" ujar Vira, dia masih tak menyangka otak Nesa ini kriminal semua.

"Udah oke kan?" Nesa bertanya dengan memegang bahu Mela.

Mela menatap mereka berdua, "oke kita lakukan itu, gue gak sabar Gale jomblo."


*****

Sesuai Rencana, mereka sudah memikirkan nya matang matang. Kini Nesa menghampiri Eline yang baru saja keluar dari kelasnya.

"Hai Queen" sapa Nesa dengan senyum lebar.

Eline yang kebetulan sedang sendiri pun, dengan malas balik menyapa.

"Hai, ada apa. gausah basa basi, gue sibuk untuk orang seperti Lo" balas Eline judes.

Tentu saja karena Eline sudah tau bagaimana sifat Nesa ini. Dia itu selalu bersikap manis, tapi kalau soal menghancurkan dia jagonya.

"Santai gue kesini cuma mau nyampein pesan dari senior" ujar Nesa.

"Lo pikir gue bakalan percaya?" Tanya Eline dengan mengerutkan keningnya.

"Ya terserah lo sih, gue cuma menyampaikan pesan. Katanya dia nunggu Lo ditaman" ujar Nesa dengan melipat kedua tangan di depan dada.

"Buat apa ke taman kaya orang gabut aja, lagian ya kenapa dia harus repot- repot lewat Lo, kenapa gak langsung nyamperin gue?" Ujar Eline tak mengerti dengan jalan fikiran orang itu.

Eveline [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang