53. rekamannya

71 1 0
                                    

Happy reading!

****

"Lo kenapa sih Dika? Kaya orang kurang tidur gitu?" Rio bertanya pada Dika, mereka sedang berada dirumah Rio sekarang.

"Gue gatau lagi Yo, gue bingung harus ngapain." Terlihat nada keputusan ketika cowo itu berbicara.

"Ini soal apa lagi? Maaf nih, apa soal keluarga Lo?" Rio bertanya, namun sedikit tak enak hati menanyakan nya.

Dika menggeleng, "bukan, gue udah brengsek banget Yo."

Dahi Rio berkerut, "emangnya kenapa?"

"Gue ngelakuin hal yang ga pantas, sama seseorang. Gue baru inget waktu nolongin Lo yang tepar di bar biasa."

Pernyataan Dika membuat Rio terkejut, "Lo ngelakuin hal itu..?" Rio masih berusaha positif thinking, tidak mungkin Dika bertindak sejauh itu.

Namun hancur sudah harapan Rio, Dika menggeleng. "Gue bener bener ngelakuin hal itu Yo, tapi gue ga inget siapa cewe itu."

Rio menghela nafasnya berat, "kenapa Lo bisa kaya gini? Lo ngelakuin nya saat ga sadar? Lagi dibawah pengaruh alkohol?" Rio bertanya beruntut.

Dika mengangguk, "bodoh banget ya gue? Bisa bisa nya gue ngelakuin hal yang bener bener tolol."

Lagi lagi Rio menghela nafas berat, "sekarang Lo berdiri, ga pantas Lo cuma begitu. Cari orang itu sekarang juga, dan gue cuma minta satu hal.."

"Tanggung jawab sama apa yang Lo perbuat." Sambung Rio.

Dika menjambak mengacak rambutnya sendiri, "Lo pikir gue cuma diem? Gue udah cari dari cewe itu seminggu lebih Dan hasilnya nihil, gue gak ketemu."

"Terus? Lo mau diem aja gitu?"

Dika berdiri, "YA GUE HARUS GIMANA?!" emosinya tersulut untuk sesaat.

"Tolol, ya Lo cari dia sampe ketemu. Lo pikir aja, kalau cewe yang ngelakuin itu sama Lo hamil gimana? Gimana nasibnya? Kalau di usir keluarganya gimana? Lo gak ada kasihan sama dia?" Rio memberi pertanyaan serius.

"Dan inget satu hal, kalau cewe itu sampai hamil, berarti bayi yang dikandungnya itu anak Lo." Rio menekankan kalimat itu.

Dika menjatuhkan tubuhnya kembali, otaknya sudah bingung dengan hati yang bimbang.

Rio memegang pundak cowo itu, "sekarang Lo mandi, lalu cari cewe itu kembali. Tunjukan kalau Lo bener bener mau bertanggung jawab, jangan jadi pengecut."

Dika menghela nafas berat, kemudian mengangguk. "Thanks ya."

******

Rizka terlihat sedikit jijik melihat pasangan yang berjalan didepannya, terlihat jelas dari muka gadis itu.

"Kenapa mereka alay bgt." Rizka berbisik pada Putri, yang berjalan disampingnya.

Mereka sedang berjalan dikoridor, walau tidak begitu ramai. Itu sudah cukup menjadi perhatian.

"Iya sih, tapi yaudah biarin aja namanya juga orang pacaran." Putri memaklumi nya.

Lain dengan dua orang didepan mereka, bergandengan dengan berbicara di lucu lucu kan. Itu sangat alay, dan membuat mereka yang melihat ingin muntah.

"Alamak, Nino dan Eva pacaran.  Gale sama Eveline nikah, jangan jangan.." Ali yang sedari tadi juga ada diantara mereka, melirik ke arah Rizka dan Putri.

Eveline [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang