39. Pemakaman

118 2 0
                                        

Happy reading!

*****

"Ada apa?" Gale bertanya dengan memegang bahu Eveline.

"P-papa...m-mam-ma." Eveline berucap dengan tangan yang bergetar.

"Hei, ada apa?" Gale menarik Eline dan menangkap wajah gadis itu.

"Ada yang telfon katanya mama kecelakaan."

Gale bisa melihat mata Eline yang berkaca kaca, manik mata yang indah itu mengeluarkan air.

"Yaudah kita kesana sekarang." Gale langsung mengajaknya pergi.

"Bentar hp gue, maaf ya kak gue pergi dulu." Eline mengambil ponsel yang tadi terjatuh, bagian depannya sedikit retak. Eline juga tak lupa membawa boneka tadi, buat bagaimana pun itu pemberian. Jadi dia harus menghargai nya.

Rio yang mendengar tadi juga terkejut, dia mengangguk, dia harus memaklumi.

"Iya, semoga gak terjadi apa apa," kata Rio.

"Terima kasih, ayo Gale." Eline langsung berlari menuju ke parkiran setelah mengucapkan itu.

Gale melirik Rio sejenak, Rio terlihat sedih, Gale yakin karena cowok itu tidak jadi menembak Eline.

Gale menyunggingkan senyum miring, namun tak terlihat, setelah itu dia langsung berlari mengejar Eline.

Rio menatap kepergian keduanya dengan hati yang berusaha untuk tabah dan ikhlas.

"Oke gpp Yo, mungkin lain kali."


*****

Nessa masih kesal dengan ucapan Evelin dkk tadi, dia sedang berjalan menuju mobilnya.

Namun suara ponsel menghentikan langkahnya, dia langsung melihat chat yang masuk itu.

Syila

Akan ada yang mati.

Nessa menyerit membaca pesan itu, namun saat dia mendongak, dia melihat Eveline dan juga Gale berlari menuju mobil.

Wajah Eline terlihat bersedih dengan mata yang penuh air mata, Nessa mencoba memikirkan lagi, dan matanya terbelak ketika teringat ucapan Syila.

"Terpaksa gue harus menghilangkan nyawa keduanya."

Itu adalah ucapan Syila tempo hari.

"Tidak mungkin, dia membunuh Kakaknya sendiri?!" Nessa bergumam dalam hati tak percaya.


******


Tangis Eline kembali pecah ketika melihat dua kantong mayat yang berisi kedua orang tuanya.

"Mama! Papa!" Eline langsung berlari dan duduk disampingnya dengan menangis.

Jalanan ini menjadi macet karena terjadi nya kerumunan, banyak orang menonton karena penasaran. Padahal sudah dibubarkan, tapi tetap saja pada mendekat kembali.

Eveline [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang