16. Detakan

171 4 4
                                        

Happy reading!

****

"LEPAS!" Eline masih berusaha untuk melepas tarikan dari Gale, cowo itu terlihat kesetanan dari bola matanya. Namun tetap saja sangat susah bagi Eline untuk lepas dari cengkraman Gale, kekuatan nya Eline kalah jauh.

Tapi bukan Eline namanya jika dia menyerah, dia lantas mengangkat tangannya, dan melepas cengkraman Gale.

Gale yang merasa tak menarik apapun pun menoleh, dia kaget ketika tiba tiba mendapat tamparan begitu keras dari Eline.

"Lo udah gila?! Apa Lo gak tau apa yang baru saja Lo lakuin hah?!" Eline menghapus sudut matanya yang berair.

"Gue bener bener gak nyangka Lo segila itu Gale" setelah mengatakan itu, Eline lantas berjalan, namun tiba tiba dia merasakan pergerakan cepat dari Gale.

Gale, cowo itu menarik tangan Eline, Eline pun tertarik dan berakhir di dekapan Gale.

Eline melotot, hendak meronta namun rasanya tak bisa. Cewe itu tersentak ketika mendengar suara isakan.

"Maaf in gue, gue begini karena gue gak suka Lo deket Deket sama cowo lain! Gue gak tau apa yang sedang gue rasain, tapi tiba tiba aja amarah itu muncul dihati gue" serak Gale sambil memeluk erat Eline takut jika cewe itu melarikan diri.

Eline yang mendengar pun tak kuasa menahan tangisnya, "tapi Lo bikin gue takut Gale, Lo tadi nyeremin banget" ucapnya. Eline tak bohong, Gale memang tadi sangat menyeramkan.

"Iya maaf ya, maaf in gue. Gue gak akan begini lagi" Gale lantas melepas pelukannya, dia tak nangis terlalu Bombay, jadi matanya tak begitu terlihat berair.

"Mau kan maafin gue?" Tanya Gale dengan menaikkan satu alisnya.

Eline pun mengangguk, "tapi, Lo bukan siapa siapa gue. Lo gak berhak ngatur gue buat Deket atau buat gak Deket sama siapapun." Ujarnya.

"Kata siapa Lo bukan siapa siapa gue?" Tanya Gale membuat Eline menyerit. "Lo itu putri, dan gue pangerannya. Putri yang cantik selalu ditakdirkan untuk pangeran," lanjutnya.

Eline merasa pipinya memanas sesaat, "tapi itu hanya dalam drama Gal."

"Mau drama atau bukan, tapi gue maunya begitu. Gue gak suka Lo deket Deket sama cowo lain" ucap Gale lagi.

Walau tak ada kepastian, Eline bisa merasakan pipinya memanas saat Gale mengucapkan hal itu. Untuk sesaat dia dibuat terbang oleh cowo tampan didepannya ini, cowo yang membingungkan hati dan pikirannya.

"Oh ya, ini latihan kan? Ayo ntar keburu malam" ujar Gale.

Eline pun mengangguk, mereka lantas berjalan menuju mobil Gale. Saat Eline hendak masuk, Gale tentunya dengan perhatian meletakkan telapak tangannya diatas pintu agar kepala Eline tak terkena.

Setelah Eline masuk, Gale pun langsung memutari mobil dan melakukannya setelah memakai sabuk pengaman.

Tanpa mereka sadari, seorang gadis sedari tadi menyaksikan mereka dengan air mata yang menggenang di kelopak mata.

Kelopak mata itu terlihat jelas berair, dibalik kaca mata bulatnya. Tifa melihat dengan jelas interaksi keduanya. Dan itu membuat hatinya kembali terluka.

Eveline [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang