Thank You, Arta!
Part 05
-
-
-
Happy reading!👐Arta tersenyum, mengelus rambut itu. "Sebentar, sayang."
Feerly mengangguk ragu, sebenarnya bukan apa-apa. Dia takut jika Dokter Farhan memberitahu pada Arta tentang penyakitnya.
Arta mengandeng tangan itu berjalan masuk. Namun saat berjalan untuk mengambil nomor antrian. Mereka bertemu dengan Dokter Farhan, dokter yang menangani ayah Feerly dan mengecek kondisinya setiap bulan.
"Feerly?"
Gadis itu mengangguk tersenyum. "Ah iya, Dok."
Dokter Farhan melihat Arta. Dia heran, tumben sekali Feerly pergi cek up ditemani oleh suaminya.
"Ya sudah, ayo langsung ke ruangan saya."
Mereka mengikuti langkah dokter tersebut. Arta mengangkat tubuh Feerly ke atas brankar. "Gue tunggu di kursi ya." Feerly mengangguk dan dokter itu mulai memeriksanya.
Arta duduk di depan meja dokter dengan memainkan ponselnya. Setelah selesai, Feerly duduk di samping Arta.
"Gimana dok?"
Farhan menatap gadis itu, Feerly hanya tersenyum tipis. Dia berharap, pria tersebut tak memberitahu tentang dirinya.
"Apakah istri kamu habis mendapatkan pukulan?"
Arta hanya terdiam. "Enggak, dok. Tadi aku jatuh dan membuat dada aku sesak."
Mendengar jawaban istrinya, Arta menatapnya tak percaya. Feerly menutupi apa yang sering dia lakukan padanya.
"Ya sudah, ini ada resep obat dan saya ingatkan, jaga istri kamu baik-baik."
Arta mengangguk dan menerima resep itu. Farhan tak ingin mengatakan apa-apa jika gadis itu melarangnya.
"Makasih, Dok." Dokter mengangguk dan mereka berjalan keluar.
Mereka segera menuju ke mall, entah Feerly tak mengerti. Dia hanya mengikuti langkah suaminya yang sedang menelusuri mall.
Mereka jalan tak bergandengan, tapi mereka berdampingan.
"Kak?"
Langkah itu berhenti. "Kenapa?"
"Kak Sabrina nelpon nih," jawab Feerly dengan memegang ponsel suaminya. Iya, sedari tadi, pria itu memberikan ponsel dan kunci mobil pada gadis tersebut.
"Biarin aja, kalo perlu matiin tuh hp."
Feerly hanya membiarkan ponsel itu dan melanjutkan langkahnya. "Mau makan apa? Atau mau beli baju, sepatu atau apa?"
Gadis itu menggeleng. "Kakak aja, katanya mau beli baju."
Arta mengandeng tangan itu, menariknya masuk dalam toko baju. Mereka berjalan menelusuri, pria itu melepaskan tangannya dan mengambil sepatu sneaker full white itu dan menunjukkan pada Feerly.
"Mau?"
Gadis itu menggeleng. "Enggak usah, aku enggak mau apa-apa kok. Temenin kakak aja."
Arta meletakkan sepatu itu dan mengandeng tangan Feerly menuju baju-baju yang masih satu toko. "Ambil, mau yang mana. Gue yang bayar."
Gadis itu menarik tangan Arta, mengambil kaos hitam yang terdapat sedikit gambar di bagian dada kirinya. "Cocok, mau enggak? Kalo mau aku yang bayar."
"Walaupun make uang tabung hehe," lanjut Feerly dengan memperhatikan gigi putihnya.
Arta menerima baju itu dan menaruhnya kembali. "Sayang, please. Kamu yang belanja, mau apa heem?"
"Jajan, skincare? Atau apa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You, Arta! || END
Teen FictionIni tentang mereka. Artalyta Venustya dan Feerlycia Angelita, dua remaja yang harus bersatu hanya karena sebuah kejadian. Feerly yang harus sabar dan selalu setia dengan pria tersebut. Selain Arta memiliki seorang kekasih yang selalu di utamakan, p...