Thank You, Arta!
Part 37Happy reading!
Feerly tersenyum tipis. "Enggak papa kok."
Arta mengangguk dan kembali fokus ke jalanan, tapi dengan tetap menggenggam tangan itu.
"Oh iya, Feer. Kalo dalam beberapa Minggu ini ginjalnya belum ada yang cocok sama kamu."
"Kalo nanti enggak dapet dapet, ambil punya El aja ya."
Mendengar itu Feerly langsung melepaskan tangannya dan menatap lekat wajah Arta yang tengah fokus menyetir.
"Enggak!"
"Enggak perlu, kan Feerly juga bilang. Enggak usah, itu semua cuma buang-buang uang aja. Lagian, lebih baik hidup aku enggak lama lagi, dari pada liat kak Arta ngerasain apa yang aku rasain."
Setelah mengatakan itu, Feerly memalingkan wajahnya. Menatap ke arah jendela tanpa memperdulikan Arta tengah memperhatikannya.
"Feer."
"Enggak kak, aku enggak mau. Aku janji berusaha dan mempertahankan anak ini, tapi aku enggak mau liat suami aku kenapa-kenapa. Hidup kakak masih panjang, jangan ngelakuin hal bodoh cuman buat manusia kaya aku."
Feerly membuang nafasnya kasar. Arta menarik tangan itu membuat Feerly mendekat. Pria itu meraih kepala istrinya agar bersandar pada pundaknya. Wanita itu menangis, Arta mencium kening dan mengelus rambut itu dengan lembut.
"Iya sayang enggak, udah ah. Iya maaf, jangan nangis."
"Ya kakaknya!"
Arta tersenyum dan menghapus air mata itu. "Iya maaf, bukan gitu. Tapi kalo emang ginjal El satu-satunya jalan buat ki---"
"Enggak! Enggak mau kak!" Cela Feerly dengan melepaskan pelukannya itu. Tapi Arta menahannya.
"Iya-iya enggak."
Arta menghentikan mobilnya di halaman rumah besar keluarga itu. Dia melepaskan pelukannya, memegang kedua pipi itu membuat Feerly menatapnya.
Arta tersenyum. Dia menata rambut Feerly dan menghapus air mata itu dengan ibu jarinya. "Iya oke, tapi harus janji. Kamu enggak boleh telat kontrol ke dokternya. Oke?"
Feerly mengangguk membuat Arta mencium kedua mata itu dan mengecup bibir itu kilas. "Kita turun, abis itu kita ke rumah Dino."
Mereka memasuki rumah itu dengan Arta yang menggandeng tangan Feerly.
Saat memasuki ruang tengah, terdapat Heru dan Eran yang tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
"Mah, pah," panggil Arta yang sudah berdiri di depan meja mereka dengan Feerly yang berdiri sedikit kebelakang dari posisi suaminya.
"Ada yang El mau bica--"
"Lima menit," potong Heru tanpa menatap anaknya itu.
Arta menghela nafasnya, mencoba sabar dan menahan emosinya.
"Dan ingat, waktu kamu hanya tinggal besok. Jika besok kamu gagal, tinggalkan istri kamu dan nikahi Sabrina," kata Eran dengan menatap keduanya.
Feerly mempereratkan pelukannya pada lengan suaminya. Arta yang paham, dia memegang punggung tangan Feerly dan mengelusnya.
Mata Feerly hampir menjatuhkan air matanya. Sakit rasanya, belum bisa di anggap tapi sudah menyuruh dilepaskan.
"El cuman mau minta tolong, kalo nanti emang bukan El yang salah, tapi ternyata anak kesayangan kalian yang melakukan ini semua."

KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You, Arta! || END
Teen FictionIni tentang mereka. Artalyta Venustya dan Feerlycia Angelita, dua remaja yang harus bersatu hanya karena sebuah kejadian. Feerly yang harus sabar dan selalu setia dengan pria tersebut. Selain Arta memiliki seorang kekasih yang selalu di utamakan, p...