TYA 31

34.4K 3.2K 1K
                                    

Thank You, Arta!
Part 32

Happy reading!
-
-
-


"Dokter Farhan."

Pria itu mengangguk dan berjalan mendekat. "Happy birthday god bless you."

Feerly berdiri dan langsung memeluk tubuh itu. Dengan sigap Farhan menjauhkan kuenya dan menerima pelukannya.

Feerly menangis, seseorang yang tak pernah terlintas dipikiran, seseorang yang tak pernah diharapkan kehadirannya. Ternyata dia orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun untuknya, padahal Feerly sangat menginginkan ucapan selamat tersebut keluar dari mulut Arta, tapi nyatanya itu tidak mungkin dapat dia wujudkan.

Farhan melepaskan pelukannya. "Jangan sedih, ada saya. Kamu enggak sendiri."

Feerly menghapus air mata dan mencoba untuk tak menangis lagi. "Tiup dulu."

Air mata itu terjatuh lagi. Feerly menatap dokter tersebut, Farhan mengangguk dan Feerly meniup lilin hingga semuanya padam.

"Makasih, dok."

Farhan tersenyum. "Semoga mendapatkan apa yang diinginkan, jadi pribadi lebih baik lagi dan jangan absen terus buat cek kesehatan kamu."

Feerly tertawa kecil mendengar kalimat terakhir yang diucapkan duda tampan tersebut. "Ah iya, aku janji bakal rajin cek ke dokter."

"Eum, sibuk enggak, dok?"

"Enggak, kenapa?"

"Kita makan baso disana mau enggak?"

Farhan menatap tangan Feerly yang menunjuk penjual baso yang berada di seberang jalan.

"Aku traktir!"

Farhan tak tega menolak permintaan itu saat melihat Feerly tersenyum bahagia.

"Baiklah."

Gadis itu tersenyum lebar, dia berjalan mengambil tas dan kuenya. "Aku pamit,  yah."

"Kapan-kapan aku maen lagi. Dadah ayah."

Setelah itu, Feerly menarik tangan Farhan. Seperti seorang om dengan ponakannya.

"Pelan-pelan, nanti ada motor, Feer."

Feerly tak mendengarkan itu, dia terus menarik tangan Farhan sampai mereka sampai dan kemudian Farhat menyuruh Feerly duduk terlebih dahulu.

"Baso nya dua ya, pak," ujar Feerly dengan menunjukkan jarinya.

Farhan meletakkan kue itu dimeja dan menatap gadis didepannya. "Dino mana? Biasanya bareng terus."

"Oh, dia lagi ikut event basket, dok."

Dokter itu mengangguk dan menatap jam tangan yang melingkar ditangannya. Pukul empat sore.

"Satu jam mungkin cukup," ucapnya dalam hati.

Sebenarnya Farhan ada acara sekarang. Tapi dia tak tega mengatakan itu.

"Oh iya, kok dokter tau aku di sini?"

"Enggak, tadi saya berkunjung ke makam istri saya. Terus enggak sengaja liat kamu."

Bener, saat Farhan turun dari mobil, dia melihat Feerly yang memasuki TPU dengan menangis. Saat mendengar bahwa gadis itu ternyata sedang ulang tahun hari ini, dia langsung menelpon orang suruhannya, meminta untuk dibelikan kue dan segera menuju ke sini.

Feerly mengangguk. "Makasih ya, dok. Dari dulu ngerepotin terus."

Farhan tersenyum. "Enggak kok, kamu sudah seperti keluarga saya."

Thank You, Arta! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang