Thank You, Arta!
Part 40Kalo ada typo tandai yaaaa
Happy reading!(💘
༼ つ ◕‿◕ ༽つArta tersenyum. "Kenapa?"
"Aku mau minum," jawab Feerly.
Arta mengacak-acak rambut itu gemas. "Oke, tapi benerin dulu posisinya."
Feerly mengangguk dan Arta sedikit mengangkat tubuh itu, Feerly hanya diam dan melingkarkan tangannya dileher Arta.
Tubuh itu sangat lemas, membuatnya terus terdiam saat suaminya membenarkan selimut dan meletakkan bantal di belakangnya.
Setelah merasa nyaman, Arta mencium kening itu dan mengambil gelas di atas nakas.
"Misi."
Suara itu membuat semuanya menatap ke arah pintu dan Arta pun langsung meletakkan gelas tersebut dan berniat berjalan pergi, tapi Feerly segera menggenggam tangan tersebut.
Arta menatapnya dan Feerly yang tersenyum. "Enggak papa."
"Ayo sini," ucap Feerly pada Samudra dan Sabrina yang masih berada di ambang pintu.
Keduanya mengangguk dan berjalan mendekat. Sabrina menatap Feerly yang sedang tersenyum manis padanya.
"Feer, gue minta maaf," ucap Samudra dengan memegang tangan Feerly tapi Arta langsung menepisnya.
"Jangan sentuh milik gue," ucap Arta penuh penekanan.
Samudra menatap manik kakaknya, kemudian berlari dan memeluk kaki Arta erat.
"Bang," panggil Samudra dengan air matanya.
Dari sekian lama, baru kali ini Samudra memanggil Arta dengan sebutan Abang lagi.
"Sam minta maaf."
"Maafin Sam, bang."
"Iya Sam salah, Sam yang bikin bang El di benci papah."
Arta hanya terdiam dengan tatapan lurus ke depan. Tak sedikitpun dia menatap adiknya yang tengah memohon di depannya.
Rasanya, kata maaf itu tidak bisa merubah apa-apa. Kebencian itu begitu dalam, rasa sakit dan kurang kasih sayang itu tak akan pernah pulih dengan penyesalan.
"Bang."
"Please, Sam minta maaf bang."
"Sam janji, bang El boleh hukum Sam sepuasnya, boleh."
"Tapi Sam mohon, Sam nyesel."
Feerly mengelus punggung tangan Arta membuat pria itu menatapnya.
Feerly tersenyum mengangguk. Arta melepaskan genggamannya dan memegang kedua pundak adiknya.
"Bangun, apapun yang terjadi, lo tetep adik gue."
Mendengar itu, Samudra menatap wajah Arta kemudian mulai berdiri dan Arta langsung memeluk tubuh itu erat.
"Gue sayang sama lo, gue enggak mau lo rasain apa yang gue rasain dulu."
"Cukup gue yang tau gimana sakitnya dibenci papah mamah, cukup gue yang seolah baik-baik aja padahal hidup gue enggak punya tujuan mau kemana."
"Cukup gue, Sam. Adik gue jangan."
Arta melepaskan pelukannya, menepuk pundak adiknya itu. "Tanggung jawab atas perbuatan lo ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You, Arta! || END
Teen FictionIni tentang mereka. Artalyta Venustya dan Feerlycia Angelita, dua remaja yang harus bersatu hanya karena sebuah kejadian. Feerly yang harus sabar dan selalu setia dengan pria tersebut. Selain Arta memiliki seorang kekasih yang selalu di utamakan, p...