TYA 50

31.3K 2.4K 364
                                    

Thank You, Arta!
Part 50

Happy reading:)

༼⁠ ⁠つ⁠ ⁠◕⁠‿⁠◕⁠ ⁠༽⁠つ

Pukul setengah tujuh pagi, Arta sudah siap dengan pakaian kantornya. Hari ini adalah hari dimana promosi tender proyek itu akan di
gelar.

Sebelum berangkat, dia sudah menelepon istrinya, memberi kabar. Entahlah, Arta sekarang jadi sebucin.

Setelah beberapa saat menempuh perjalanan, dia sampai diperusahaan keluarganya, SmartGrup.

"Semuanya siap, Din?"

Sekertaris pribadi Arta mengangguk. "Sudah, pak. Semua yang bapak minta sudah saya persiapkan."

"Thanks. Kalo begitu bisa kita berangkat sekarang?"

Dini mengangguk. "Bisa, pak. Sebentar saya ngambil tas dan beberapa yang ada diruangan saya."

"Oke, saya tunggu di mobil. Dan tolong nanti semuanya dibawa ya."

"Siap, pak."

Arta berjalan keluar menuju mobil yang terparkir di depan kantor.

Setelah tiga menit menunggu, Dini sampai dan mereka langsung menuju ke Telks Entertainment untuk melaksanakan promosi tender.

Telks Entertainment adalah musuh besar bagi perusahaan Arta, karena Irfan adalah musuh dari Heru dan pria tersebut selalu licik untuk membuat perusahaan Arta jatuh. Walaupun merasa tak nyaman, tapi Arta harus tetap profesional karena metting disini sesuai permintaan klayen yang menggelar tender ini.

Dua puluh menit berlalu, mereka sampai. Arta dan Dini segera memasuki kantor tersebut.

"Pagi, pak. Metting akan segera dimulai, mari saya hantar untuk keruangannya."

Arta tersenyum mengangguk, "Terimakasih."

Putri sebagai sekertaris pribadi pemilik perusahaan tersebut mengangguk dan berjalan untuk menunjukkan jalan.

"Silahkan, pak," ujar Putri dengan membukakan pintu tersebut.

Lagi-lagi pria tampan itu hanya tersenyum tipis. Arta dan Dini berjalan masuk. Sudah ada Putra sebagai perusahaan yang akan memilih untuk bekerja sama dengan SmartGrup atau Telks Entertainment.

"Selamat datang tuan muda," sapa Putra dengan menyodorkan tangannya.

Arta terkekeh dengan sebutan tersebut. "Bisa aja, pak."

"Haha, sudahlah. Silahkan duduk, Ar."

Pria itu mengangguk dan meletakan tas laptopnya dan mengeluarkan isinya.

"Oke, kita mulai saja. Mau siapa dulu? Telks Entertainment atau SmartGrup?"

"Saya dulu, pak," ujar Irfan dengan melihat Arta dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

Arta dan Putra mengangguk. "Silakan."

Sekertaris pribadi Irfan mulai menyalakan layar proyektor tersebut, sebuah gambar muncul dilayar lebar berwarna putih didepan mereka.

Gambar tersebut membuat Arta syok, tapi dengan tenang dia menepis semua pikirannya. Dia yakin dia akan menang, demi anak dan istrinya.

Irfan berdiri dan menatap Arta kilas. "Seperti yang kita tau bahw--"

"Stop," ujar Arta saat layar tersebut sudah menampakan lebih dari tiga gambar produk yang sedang mereka tampilkan.

"Ada apa, Ar?"

Thank You, Arta! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang