TYA 25

37.2K 2.9K 250
                                    

Thank You, Arta!
Part 25

Happy reading all
-
-
-

Pagi ini, seorang pria sudah rapih mengunakan seragam sekolahnya tengah duduk di teras rumah kecil menunggu gadisnya.

"Ayo, kak. Maaf ya lama."

Iya, itu mereka. Benar, Arta sudah mulai membuka hatinya. Setelah kondisi mamahnya mulai membaik, pria itu mulai pokus pada istrinya lagi. Dan hari ini, hari pertama mereka berangkat ke sekolah, terutama untuk Feerly.

Awalnya gadis itu menolak, tapi karena bujukan dan rayuan Ola. Gadis itu menuruti dan Arta juga sudah meminta untuk istrinya pulang, tapi gadis itu masih menolak.

Arta menatap istrinya dari bawah sampai atas. Gadis itu memakai pemberiannya yang beberapa hari lalu dia belikan. Seperti sepatu, tas dan jam tangan.

Arta menyelipkan rambut gadis itu membuat Feerly menundukkan kepalanya tak pd. "Jelek ya?"

Arta menggeleng. "Cantik."

Feerly tersenyum, akhir-akhir ini Arta tak membuat hatinya terluka tapi entah untuk kedepannya akan seperti apa.

Arta menggenggam tangan itu. "Yaudah yuk berangkat."

Saat baru dua langkah, Feerly menahan tangan itu membuat Arta menatapnya. "Aku naik angkot aja kak. Nanti di sekolah heboh, terus nanti kakak malu."

"Enggak, tentang aja. Gue enggak malu. Masa gue udah berani minta hak gue, ya kali gue masih malu ngakuin lo istri gue. Enggak mungkin, tenang aja."

"Kalo emang belum ada yang tau, kita tetep diem dan gue akui lo sebagai pacar gue. Tapi kalo emang mereka tau lo itu istri gue, gue akuin kok. Biar mereka tau, kalo lo itu milik gue seutuhnya."

Gadis itu tersenyum. Bahagia, rasanya sangat bahagia. Seolah tak akan ada luka setelahnya.

"Makasih ya."

Arta mengangguk dan mencium tangan itu. "Yaudah ayo."

Setelah lima belas menit menempuh perjalanan, mereka sampai. Feerly menatap bangunan itu dari dalam mobil. Sudah lama dia tak masuk ke sini, sudah lama juga dia tak bertemu dengan teman-temannya di sini.

Arta turun dan membukakan pintu untuk istrinya. Semua mata tertuju pada mereka saat ternyata bukan Sabrina yang keluar dari mobil itu. Arta mengulurkan tangannya, Feerly tersenyum dan menggenggam tangan tersebut. Tapi, saat ingin berjalan. Tiba-tiba seorang gadis langsung memeluk tubuh Feerly erat.

"Astaga!"

"Demi apa si! Isa kangen banget, Feer!"

Itu Fenisa, sahabatnya. Feerly tersenyum dan menatap suaminya, Arta hanya mengangguk.

"Aku juga kangen, maaf ya. Maaf banget enggak pernah main ke rumah."

Feerly melepaskan pelukannya, gadis berkacamata itu menatap pria yang berdiri di samping sahabatnya.

"Kak Arta."

Fenisa mendekatkan wajahnya ke telinga Feerly. "Kamu berangkat sama kak Arta?"

"Ada hubungan ap--"

"Dia istri gue." Pengakuan itu membuat ucapan Fenisa terpotong dan Feerly terdiam menatap wajah tampan itu.

Sial! Biasa-biasa pengakuan itu membuat Feerly terbang.

"Demi apa!"

"Lo hutang penjelasa---"

"Jangan teriak-teriak! Lagian kamu juga udah tau kan? Jangan nyebelin deh!" Potong Feerly dengan mendekap mulut sahabatnya.

Thank You, Arta! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang