Thank You, Arta!
Part 16Happy reading🐻
-.
-.Feerly sudah di tangani oleh Dokter Farhan. Ginjal itu mulai bermasalah lagi karena Feerly tak rutin untuk konsul ke dokter. Di tambah pencernaannya terganggu karena pola makan yang tak sehat dan tidak teratur.
Farhan menjelaskan semuanya pada Dino. Pria itu terkejut atas pengakuan tersebut. Bisa-bisanya Feerly menyembunyikan hal ini dari dirinya.
Hingga pukul sebelas malam, gadis itu belum sadarkan diri dan Dino masih setia menemaninya.
Di tempat lain, Arta sudah menghabiskan beberapa botol wine. Membuat pikirannya melayang dan seperti orang setengah gila.
Awalnya Arta ingin mencari kebenaran atas tuduhan Dino yang mengatakan bahwa Sabrina adalah wanita malam. Tapi pria itu mengurungkan niatnya, dia takut jika semua benar dan akan sangat menyakitkan.
Arta menatap isi kamarnya, dia berjalan menuju lemari pakaian. Membuka lemari itu, kosong. Tak ada satupun pakaian istrinya.
"Kalo nanti emang udah waktunya, aku juga bakalan pergi kok, kak."
"Kasih semua itu untuk seseorang yang kakak cintai. Aku eng--"
"Feer!" Teriak Arta menghilangkan suara-suara itu yang terlintas dikepalanya.
"Lo dimana!"
"Gue sendiri, Feer."
"Gue kangen sama lo."
Pria itu duduk dengan menjambak rambutnya sendiri. Lagi-lagi Arta menatap setiap sudut kamar ini. Bayangan saat dia memukul dan mencekik istrinya terlihat saat jelas, suara dan tangisannya memohon untuk berhenti dan berkali-kali mengucapkan maaf terdengar jelas ditelinga Arta.
Arta berdiri, dia ngambil jaket dan kunci motornya kemudian pergi. Dia berniat menjemput istrinya untuk pulang. Tak bisa di pungkiri, bahwa kehidupan Arta berubah saat bersama istrinya.
Arta sampai di depan rumah kumu milik Feerly. Rumah itu gelap, sepertinya tak ada orang.
"Cari siapa dek?" Suara itu membuat Arta langsung melihat ke arah suara tersebut.
"Feerlycia Angelita, Bu. Apa dia pulang ke sini?"
Wanita paru baya itu mengangguk. "Tiga hari yang lalu dia pulang ke sini saat tengah malam."
"Sekarang dia kemana, Bu?"
"Saya kurang tau. Yang saya tau, kemarin malem dia sakit dan ada seorang pria yang ke sini menemaninya dan memberikannya obat."
"Pria?" Wanita itu mengangguk.
"Seusai saya?" Lagi-lagi wanita itu mengangguk sebagai jawaban.
"Tinggi, putih terus make motor sport warna hijau?"
"Nah iya, dek. Bener."
"Dino," gumam Arta.
Arta tersenyum. "Ya sudah terima kasih, Bu."
Wanita itu mengangguk dan berjalan pergi. Arta kembali ke motornya. "Tiga hari yang lalu, tengah malam."
"Berarti tepat pas gue nanya kalo gue nyuruh lo pergi gimana."
Arta memegang kepalanya. Efek minuman itu mulai terasa dan dengan cepat Arta mengendarai motornya menuju pulang, dia memutuskan untuk menemui Dino besok pagi.
Di dalam ruangan, Dino tersenyum saat melihat Feerly membuka matanya. "Kenapa?"
"Aku mau pulang, Din."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You, Arta! || END
Fiksi RemajaIni tentang mereka. Artalyta Venustya dan Feerlycia Angelita, dua remaja yang harus bersatu hanya karena sebuah kejadian. Feerly yang harus sabar dan selalu setia dengan pria tersebut. Selain Arta memiliki seorang kekasih yang selalu di utamakan, p...