TYA 51

26.7K 2.3K 328
                                    

Thank You, Arta!
Part 51

Happy reading!

༼⁠ ⁠つ⁠ ⁠◕⁠‿⁠◕⁠ ⁠༽⁠つ

Setelah Arta menyelesaikan makannya, Feerly mengajak Arta agar menjemput Giandra untuk pergi bermain, agar pikiran dan kegaduhan dalam hatinya sedikit hilang.

Pukul dua siang mereka sudah menghabiskan banyak waktunya untuk bermain di Timezone dan sekarang waktunya mereka makan karena Giandra memintanya.

"Enak, Sayang?"

Anak kecil itu mengangguk dengan mengambil stik kentang lagi.

"Ar?" Panggilan itu membuat Arta mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang memanggilnya.

"Eh, Za. Ngapain?"

Itu Zea, dengan sahabat dekatnya, Vina.

"Aku yang seharusnya nanya ke kamu. Ini siapa?"

"Ini an--"

"Ini anak aku kak," potong Feerly yang baru datang dengan membawa Aqua yang tadi Arta minta.

Arta mengangguk. "Kenalin, Za. Ini Feerlycia, is--"

"Aku Feerly, temen SMA kak Arta dulu." Lagi-lagi Feerly memotong ucapan itu membuat Arta menatapnya.

Zea menatap wajah Feerly dan Giandra secara bergantian. "Oh, nolak aku ajak makan siang ternyata pergi sama cewe lain? Tapi ingat lo, hari ini ada vitting baju kita."

Zea sudah mengetahui bahwa pernikahan mereka akan dipercepat. Dan dia hanya setuju dan mengikuti kemauan papahnya.

Sebenarnya Zealina Puteri adalah gadis yang cantik, pandai dan berpendidikan tinggi. Namun sayang, setelah ditinggal pergi oleh seseorang yang dia cintai, gadis itu menjadi enggan untuk berpacaran atau hanya sekedar dekat dengan pria lain. Itu yang membuat Yuda menjodohkan anak semata wayangnya tersebut. Awalnya Zea juga menolak, namun setelah tau bahwa Arta, pria tampan yang nyari sempurna yang akan menjadi suaminya. Zea mengalah, menyetujui karena mana ada wanita yang akan menolak sosok Artalyta Venustya.

Namun sayang, gadis itu tak tau status Arta yang ternyata suami orang dan seorang ayah dari pria kecil yang sekarang ada dihadapannya.

Arta menghela nafasnya, dia tak ingin menyakiti hati siapapun di sini, tapi tak bisa dia tetep diam untuk memilih siapa yang berhak dia pertahankan kehadirannya.

"Maaf, Za. Gue enggak bisa lanjutin pernikahan kita."

Ungkapan itu tak hanya membuat gadis cantik ini terkejut, Feerly pun sama. Dia tak percaya Arta mengatakan itu yang secara tidak langsung dia memilih dirinya.

"Kenapa?"

"Oh tapi ingat, semua aset yang papah aku kasih, aku pastiin itu akan ditarik."

Arta mengangguk tersenyum. "Masalah aset itu, tak masalah dan untuk alasannya nanti kita omongin baik-baik sama keluarga kita."

"Kehancuran perusahaan enggak ada apa-apanya dibanding gue harus mempertaruhkan masa depan gue dan nikah sama wanita yang enggak gue cinta sama sekali."

Baru Arta menyelesaikan ucapannya, Zea langsung menampar pipi itu keras. "Berani kamu bilang gitu! Kalo bukan karena bantuan papah, kamu dan kelu---"

"Kalo bukan karena keterpaksaan itu, enggak mungkin gue mau sama lo."

Setelah mengatakan itu, Arta mengendong anaknya dan menggenggam tangan Feerly kemudian pergi dari situ.

Zea menatap kepergian itu, wajahnya memerah. Bisa-bisanya ada seseorang yang berani mempermalukannya. Gadis itu langsung meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.

Thank You, Arta! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang