Thank You, Arta!
Part 06
-
-
-
-
Happy reading 🧡Tiga hari setelah kejadian di mall. Siang ini, Feerly sedang duduk disalah satu meja kantin. Fenisa, gadis itu sedang di TU mengurus biaya bulanannya. Feerly sendiri dengan dua buku pelajaran yang awalnya ingin dibahas dengan temannya itu, tapi tak jadi. Alhasil, Feerly hanya menunggu pesannya sampai.
"Boleh duduk? Meja penuh banget." Mendengar itu, Feerly mengangkat kepalanya melihat ke sumber suara.
Itu Sabrina, kekasihnya dari suaminya. Sabrina itu cantik, tapi penampilannya dengan baju sekolah yang dicrop dan rok mini yang ketat membuat mereka menganggap bahwa wanita itu seperti jalang, wanita malam. Tapi memang itu kenyataannya, tak ada siapapun yang mengetahui hal itu. Hanya Dino, sahabat dekat Feerly yang tau hal tersebut. Dino sudah mencoba memberi tau akan kenyataan itu, tapi Arta selalu mengelak hanya karena Dino tak mempunyai bukti yang kuat. Tapi Dino selalu mengatakan, akan ada hari dimana Arta menyesali perbuatannya dan memohon untuk memutar waktu kembali.
Feerly mengangguk. "Boleh."
Sabrina tersenyum. "Oy sini!" teriak Sabrina memanggil Arta dan teman-temannya.
Feerly hanya menunduk, Arta datang dengan satu porsi burger dan kentang goreng. Pria itu duduk dan menatap Feerly.
Dino duduk di samping Feerly. "Sendirian?"
"Iya, teman aku lagi ada urusan soalnya," jawab Feerly dengan tersenyum.
Gadis itu menatap mereka yang sedang duduk bersamanya. Tatapan itu berhenti pada pria tampan yang sedang disuapin mesra dengan kekasihnya yang duduk dipangkuannya.
Hatinya sakit, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa. Gadis itu menunduk, menghela nafasnya, mencoba agar tak menangis sekarang.
"Mau ngerjain tugas?" Tanya Andra yang melihat buku di depannya.
Feerly menggeleng. "Tadinya, tapi enggak jadi."
"Mau gue ajarin?" tanya Andra lagi.
Feerly tersenyum menggeleng. Wajahnya sudah memerah, tatapan mereka sempat bertemu. Tapi Arta masih asik bermesraan dengan kekasihnya itu.
"Are you okey?" bisik Dino.
Air mata itu terjatuh, Arta melihatnya. Dengan cepat Feerly menghapus air matanya. "Aku enggak papa."
Gadis itu merogoh kantongnya, mengambil satu lembar uang dan meletakkannya di meja. "Aku duluan ya, ini buat bayar makanan," pamit Feerly membuat semuanya menatapnya, termasuk dengan Arta.
"Kemana? Pesanan lo juga belum sampe," kata Juna.
"Nanti aja, aku masih ada urusan. Permisi, duluan ya." Setelah mengatakan itu, Feerly berjalan keluar dari kantin.
Entah mengapa, air matanya mengalir begitu saja. Rasanya sakit melihat suaminya begitu dekat dengan wanita lain. Gadis itu tau, dia hanya orang baru yang datang dalam hubungan mereka. Tapi tak bisakah Arta bersikap seolah punya hati? Sedikit saja bisa mengerti perasaan ini.
Gadis itu duduk di kursi taman, menatap langit biru dengan air matanya. "Bodoh ya, bisa-bisanya menaruh cinta pada seseorang yang tak mempunyai rasa."
Lagi-lagi Feerly menghela nafasnya, perutnya laper tadi pagi dia tak sempat sarapan.
Di kantin, Dino menatap Arta tak suka. Dino sudah memberitahukan bahwa perbuatannya tak pantas untuk terus dilanjutkan. Jika memang tak mempunyai perasaan, lepaskan dia. Bebaskan Feerly untuk terbang tanpa rasa sakit yang selalu dia dapatkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You, Arta! || END
Teen FictionIni tentang mereka. Artalyta Venustya dan Feerlycia Angelita, dua remaja yang harus bersatu hanya karena sebuah kejadian. Feerly yang harus sabar dan selalu setia dengan pria tersebut. Selain Arta memiliki seorang kekasih yang selalu di utamakan, p...