TYA 56

32K 2.3K 172
                                    

Thank You, Arta!
Part 56

Happy reading!

Siapin mental sebelum baca part ini!

Mereka baru sampai. Saat mereka mengintip melalui cela yang ada dipintu masuk, ternyata benar, Giandra berada didalam dan dikurung dalam sel besi yang berukuran sedang.

Andra menahan tangan Feerly yang ingin menerobos masuk. "Bentar, Feer."

"Please, An. Itu El di dalem."

Andra mengangguk. "Iya, bentar, nunggu teman-teman gue dateng dulu, kita enggak mungkin lawan mereka, kita cuma bertiga, Feer."

Lima menit kemudian, sepuluh anak buah Andra datang dengan membawa senjata. "Kita dobrak dan langsung serang mereka." Ucap Andra diangguki yang lain.

"Feer, lo harus dibelakang gue ya, biar semua yang urus penjaganya, kita langsung pokus ke El." Feerly mengangguk dan menggenggam tangan Andra.

Andra memegang stik besi sebagai senjata dan untuk membuka kunci gembok sel itu.

"Satu, dua, tiga!"

Pintu gudang didobrak, membuat seluruh penjaga terkejut dan mereka langsung saling berkelahi.

Andra memukul orang-orang yang mencoba menghalangi jalannya dengan satu tangan yang masih di genggaman oleh Feerly.

Setelah tinggal tiga langkah lagi, Feerly melepaskan tangannya dan berlari ke arah anaknya.

"El?" Panggil Feerly dengan tangan yang masuk ke dalam sel dan memegang tubuh anaknya.

Giandra tak sadarkan diri, membuat tangis Feerly pecah dan Andra langsung mendekat.

"Minggir."

Feerly berdiri, memberikan ruang untuk Andra dan dengan sekali pukulan, gembok itu terbuka.

Saat mereka sedang sibuk untuk menyelamatkan Giandra, salah satu dari mereka mengarahkan peluruhnya tepat ke arah mereka berdua.

"Andra!" Teriak Dino dengan membabi buta memukul orang-orang itu dengan mengunakan balok kayunya dan berlari ke arah Feerly.

Dorr!

Feerly menengok, melihat peluruh ke arah pria tersebut.

"Andra!" Feerly mendorong tubuh Andra yang sibuk membuka pintu sel, membuat peluru itu melesat tanpa mengenai keduanya.

Andra hanya tergeser sedikit karena dorongan dari Feerly. Tapi wanita tersebut tersungkur tepat di depan pecahan botol wine yang berserakan.

"Feerly!" Dino membuang balok kayunya dan mendekati Feerly.

Dorr!

Suara peluruh yang ditembakan ke udara membuat semuanya terdiam dan mengangkat tangannya. Itu polisi yang datang, Dino yang menghubungi mereka saat perjalanan ke sini.

Dino membantu wanita itu duduk, Feerly mengucek matanya, terlihat tak jelas dan terasa perih pada mata itu.

"Din, gelap, Din!"

Dino memegang kedua pipi itu, mengarahkan tangannya di depan wajah Feerly tapi dia masih terdiam.

"Dino! Ini gelap!"

Pria itu panik, melihat ke lantai, apakah mata Feerly terkena serpihan kaca tersebut.

Dino mengangkat tubuh Feerly. "Din, dede mana?"

"Dede sama Andra, mereka udah di luar."

Seluruh orang-orang suruhan Eran sudah ditanggap polisi dan meninggalkan anak buah Andra yang masih mengatur nafasnya.

Thank You, Arta! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang