Thank You, Arta!
Part 24Happy reading!✨
-
-
-"Enggak papa, kak. Maaf ya."
Feerly tersenyum mengangguk. "Lain kali hati-hati ya."
Anak itu mengangguk dan berlari dari situ. "Lo minum ini?" Suara itu membuat Feerly menatap tangan Arta yang memegang tempat obatnya.
Gadis itu menunduk. Arta membukanya, kosong. Kemudian dia mengamati tempat obat tersebut.
"Lo punya maag?"
"Eng--"
"Enggak usah bohong, gue juga pernah ketergantungan sama obat ini."
Iya, Arta pernah mengidap maag kronis saat baru-baru mempunyai masalah dengan orang tuanya. Membuat pria itu ketergantungan obat, tapi syukurlah Ola selalu meminta yang terbaik untuk cucunya.
"Kita ke rumah sakit sekarang."
Feerly menahan tangan Arta. "Enggak papa kok, udah enggak sakit ini."
"Feer."
Gadis itu tersenyum. Pria itu mengalah, menarik tangan itu dan langsung memeluknya.
Mereka memutuskan untuk pulang. Dalam perjalanan, gadis itu hanya terdiam menahan sakitnya. Tak ada yang bisa di lakukan jika sakit itu tiba-tiba datang tanpa langsung meminum obat pereda tersebut.
Feerly menunduk, memegang botol air erat. Arta memperhatikan gerakan istrinya, dia tau bagaimana sakitnya.
Arta meraih kepala itu, menyandarkan pada pundaknya. Mengelus dan mengelap keringat yang mulai membasahi anak rambut Feerly..
"Ke apotek dulu ya, terus beli makan."
Feerly hanya terdiam. Arta mengambil botol itu, menggantikan dengan tangannya, membuat Feerly menggenggam tangan Arta erat. Feerly bersandar pada tubuh suaminya, membuat Arta memeluknya .
Jalanan macet, membuat mobil itu tak bisa mempercepat jalannya.
"Enggak ada jalan lain, pak?"
Supir itu menggeleng. "Ini satu-satunya jalan menuju apartemen, Den."
Arta menatap istrinya yang mulai memejamkan matanya. "Nanti setelah jalan ke apotek dulu terus beli makan pak." Supir itu mengangguk.
Arta mencium puncak kepala Feerly dan menyandarkan kepalanya.
"Jangan gini, Feer."
"Gue janji, gue bakalan kasih cinta itu buat lo seutuhnya."
Mereka sampai di apartemen. Saat Arta ingin mengangkat tubuh itu, Feerly membuka matanya perlahan. Pria itu tersenyum dan menyelipkan rambut Feerly.
"Gue gendong ya, kita istirahat dulu."
Gadis itu menggeleng. "Jalan aja."
Feerly keluar dari mobil dan berjalan masuk dengan memeluk lengan suaminya.
Mereka sampai di kamar, Arta membantu Feerly untuk merebahkan tubuhnya.
"Lo diem, gue mau ke bawah dulu."
Gadis itu mengangguk dan Arta pergi. Setelah beberapa saat, pria itu datang dengan satu kantung plastik yang berisi makanan dan obat untuk istrinya.
Setelah itu, Arta menyodorkan satu sirup obat, membuat Feerly menatapnya.
"Ini sama kok kaya yang kapsul. Gue beli dua-duanya."
Feerly menatap belanjaan yang berada di atas nakas. "Ayo, terus makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You, Arta! || END
Novela JuvenilIni tentang mereka. Artalyta Venustya dan Feerlycia Angelita, dua remaja yang harus bersatu hanya karena sebuah kejadian. Feerly yang harus sabar dan selalu setia dengan pria tersebut. Selain Arta memiliki seorang kekasih yang selalu di utamakan, p...